Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Istri Sah, Wanita Ini Datangi Pesta Pernikahan dan Marah-marah

Kompas.com - 15/10/2020, 20:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

LUSAKA, KOMPAS.com - Seorang wanita di Zambia menjadi sorotan setelah dia datang ke sebuah pesta pernikahan, dan mengaku istri sah dari pengantin pria.

Video yang direkam salah satu tamu menunjukkan si perempuan berteriak "dia suami saya", sebelum dia dikelilingi jemaat Gereja Santa Theresa di Lusaka.

Si pengantin pria dan calon istrinya hanya bisa terdiam, sementara pastor yang hendak memberkati pasangan itu memilih meninggalkan tempat.

Baca juga: Marahi Polisi dan Mengaku Istri Jaksa, Wanita Ini Ternyata Istri Advokat

Media setempat melaporkan, si lelaki diidentifikasi bernama Abraham Muyunda, yang merupakan pegawai di kantor dinas pajak Zambia.

Sementara wanita yang mengaku istri sah itu adalah Carolina Mubita, di mana dia mengeklaim sudah 11 tahun menikah dengan Muyunda.

Mubita mengatakan dia diberi tahu oleh tetangganya bahwa suaminya itu bakal menikah, sehingga dia datang bersama tiga anaknya.

Menurut pengakuan Mubita, pada pagi hari sebelum kejadian si suami sempat berpamitan karena dia akan keluar kota dalam rangka bisnis.

Dilansir The Sun Rabu (14/10/2020), dalam video yang beredar nampak Mubita mendekati pasangan itu dan berkata "Bapa, pria ini adalah suami saya".

Si pria yang disebut bernama Muyunda itu hanya tertunduk malu, dengan umat yang sudah menghadiri pesta ada yang mulai beranjak dan menghampirinya.

"Apa ini? Pria ini masih suami saya. Kami belum bercerai atau apa pun. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini," ujar dia marah.

Kepada jurnalis setempat, Muyunda mengungkapkan bahwa istrinya itu meninggalkannya pada 2013 silam ketika dia kehilangan pekerjaan.

Dia kemudian menambahkan bahwa kini si istri kembali dan mengacaukan kehidupan barunya setelah mengetahui bahwa dia sudah sukses.

Berdasarkan sumber yang ikut dalam pesta, pastor meminta undangan untuk menuju ke gedung resepsi sementar dia berbicara kepada ketiganya.

Meski menggunakan dua sistem pernikahan, Zambia melarang adanya poligami, di mana pelakunya bisa terancam penjara hingga tujuh tahun.

Baca juga: Mengaku Istri Jaksa, Perempuan Pekerja Laundry Memarahi Polisi dan Menolak Rapid Tes Saat Razia Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com