Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Ini Dipenjara 1 Bulan karena Mengungkap Dugaan Korupsi

Kompas.com - 12/10/2020, 16:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

HARARE, KOMPAS.com - Seorang jurnalis di Zimbabwe mengisahkan, dia ditangkap aparat dan sempat dipenjara selama satu bulan karena mengungkap skandal dugaan korupsi.

Hopewell Chin'ono menceritakan bagaimana dia harus berhadapan dengan ketidakadilan, karena memberitakan mengenai rasuah pada awal tahun ini.

Berdasarkan surat dari jurnalis Afrika seperti dikutip BBC Senin (12/10/2020),berikut merupakan cerita yang dialami oleh Hopewell.

Baca juga: Mantan Kepala Dinas PU Cilegon Ditahan Terkait Kasus Dugaan Korupsi

Saya sudah mengantisipasi adanya masalah, ketika delapan pria, di mana ada yang membawa AK-47, datang ke gerbang rumah saya menumpang kendaraan tak berpelat pada 20 Juli. Saya tak terkejut.

Satu peringatan itu datang tujuh pekan sebelumnya, saat juru bicara partai berkuasa menyebut saya "tak bermoral", dan menuduh saya mencoreng nama keluarga presiden.

Kondisi ini terjadi setelah saya memublikasikan artikel skandal pengadaan Covid-19 melibatkan kontrak jutaan dollar dengan harga yang dinaikkan. Menteri kesehatan pun dipecat dan menghadapi dakwaan atas kabar itu.

Ketika aparat masuk ke rumah, saya meminta mereka untuk menunjukkan surat penangkapan. Tapi, mereka tak bisa melakukannya.

Sebaliknya, mereka memecahkan pintu ruang makan dengan popor, dan berjalan ke kamar di mana saya sudah merekam mereka masuk dengan ponsel.

Baca juga: Kejagung Periksa Dirut Jiwasraya sebagai Saksi Dugaan Korupsi

Saya diseret keluar dalam keadaan kaki telanjang dan diminta untuk melewati pintu di mana saat itu kaca-kaca tengah bertebaran.

Saat itulah dimulainya 45 hari mimpi buruk saya.

Saya tak sendiri. Saya ditahan bersama dengan Jacob Ngarivhume, aktivis politik yang menggelar aksi damai menentang korupsi.

Kami berdua menghasut adanya kekerasan karena telah mendukung pawai di mana konstitusi Zimbabwe mengizinkan protes damai. Sesuatu yang digagalkan di era Presiden Emmerson Mnangagwa.

Saat berada di Penjara Pusat Harare, kami menerima kunjungan dari pemimpin oposisi Nelson Chamisa, di mana kami disebut membuat pemerintah pusat marah.

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Dana BOK, Polisi Periksa Kadis Dinkes Bulukumba

Dermatitis dan diare

Jadi keesokan harinya, kami dinaikkan ke truk dan dibawa menuju Penjara Berkeamanan Maksimum Chikurubi, di mana tahanan dimasukkan ke ruang baja dan diborgol saat keluar dari selnya.

Penjara itu disebut mempunyai kapasitas 1.360 tahanan. Namun saat ini menampung 2.600.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com