RAMALLAH, KOMPAS.com - Liga Arab menolak permintaan Palestina untuk mengecam kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab (UEA). Penolakan itu dianggap sebagai pukulan telak bagi Palestina.
Melansir Jerusalem Post, Liga Arab pada Rabu kemarin (9/9/2020) menolak untuk mendukung rancangan resolusi Palestina yang mengutuk Uni Emirat Arab karena perjanjian normalisasi dengan Israel.
Sebelumnya, rancangan resolusi Palestina yang mengecam normalisasi Israel-UEA diajukan ke pertemuan para menteri luar negeri Liga Arab.
Menurut pejabat Palestina, beberapa negara Arab keberatan dengan langkah itu.
Setelah kesepakatan Israel-UEA diumumkan, Otoritas Palestina meminta negara-negara Arab untuk menolak perjanjian tersebut dan mengatakan tidak mengizinkan siapa pun untuk berbicara atas namanya.
Menteri Luar Negeri Otoritas Nasional Palestina (PA), Riad Malki berbicara dalam pertemuan para menteri melalui konferensi video.
Dia berterima kasih kepada beberapa negara Arab karena tidak bergerak menuju normalisasi hubungan dengan Israel.
Dia juga menyebut upaya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan penasihat senior AS Jared Kushner dalam memandu kesepakatan Israel-UEA sebagai "pemerasan."
Baca juga: Penasihat Sekaligus Menantu Trump, Jared Kushner Puji Kesepakatan Damai Israel-UEA
Ketegangan antara Palestina dan beberapa negara Teluk telah meningkat tajam setelah pengumuman perjanjian tersebut.
Bulan lalu, Liga Arab menolak permintaan PA untuk mengadakan pertemuan darurat untuk membahas kesepakatan tersebut.
Pihak Palestina telah mengecamnya sebagai "tikaman dari belakang" dan "pengkhianatan terhadap Masjid Al Aqsa, Yerusalem dan masalah Palestina."
Liga Arab kemudian mengatakan kesepakatan itu, bersama dengan masalah lainnya, akan dibahas oleh para menteri luar negeri, pada pertemuan biasa mereka, yang berlangsung pada hari Rabu kemarin.
Para pejabat Palestina menuduh beberapa negara Teluk menggagalkan rencana untuk mengadakan pertemuan darurat dan juga menuduh mereka menggagalkan rancangan resolusi Palestina untuk mengutuk UEA karena menormalisasi hubungan dengan Israel.
PA mengimbau negara-negara Arab lain untuk tidak mengikutinya.
Para menteri luar negeri juga membahas intervensi Iran dan Turki dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab.