Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahuan Cabuli Lebih dari 20 Pasiennya, Gelar Dokter Ini Dicabut

Kompas.com - 10/09/2020, 14:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Eks ginekologis New York, Dr Robert A Hadden, diduga telah melakukan kekerasan seksual terhadap lebih dari 20 puluh pasiennya.

Dari semua pasien itu, termasuk pasien yang masih anak-anak sampai istri pejabat eks kandidat presiden Andrew Yang. Hadden kini menghadapi persidangan Pengadilan Federal.

Melansir Associated Press (AP), Hadden enggan dipenjara, sebagai gantinya, dia menyerahkan gelar medis yang selama ini melekat padanya dalam kesepakatan pembelaan dengan jaksa penuntut negara.

Menurut Pengacara A.S. Audrey Strauss, Hadden mampu "melecehkan lusinan korbannya selama hampir 20 tahun, termasuk beberapa gadis di bawah umur."

Hadden (62) ditangkap pada Rabu pagi (9/9/2020) di rumahnya di Englewood, New Jersey, sebuah komplek masyarakat yang jaraknya 16 kilometer dari Manhattan, menurut Juru bicara jaksa penuntut, Nicholas Biase.

Jadwal persidangannya Rabu sore, di pengadilan Federal Manhattan.

Baca juga: Bayi Jadi Korban Kekerasan Seksual dan Rekamannya Disebar, Polisi Buru Pelaku

Surat gugatan mengatakan Hadden telah melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan pasien wanita "dengan kedok melakukan pemeriksaan ginekologi dan kebidanan" di kantor medis dan rumah sakit Manhattan.

Kejahatan yang dilakukannya diperkirakan terjadi antara tahun 1993 sampai setidaknya tahun 2012 saat Hadden berprofesi sebagai dokter medis di Universitas Columbia dan meyakinkan korbannya bahwa "tindakan pelecehan seksual yang dilakukan pada korban adalah tepat dan diperlukan secara medis".

Dalam beberapa tahun terakhir, Hadden menghadapi banyak penuduh seperti Evelyn Yang, istri mantan calon presiden dari Partai Demokrat, Andrew Yang. 

Evelyn mengatakan kepada CNN awal tahun ini bahwa Hadden menyerangnya pada tahun 2012, termasuk ketika dia tengah hamil 7 bulan.

Lebih dari 20 penuduh lain mengatakan Hadden meraba-raba dan melecehkan pasien saat pemeriksaan vagina serta melakukan "pemeriksaan tahi lalat" yang tidak ada tujuan medisnya.

Hadden juga membuat pernyataan yang tidak pantas dan diam-diam melakukan seks oral pada pasien, menurut gugatan tersebut.

Baca juga: Ibu Ini Tega Membiarkan Ketiga Anaknya Mengalami Kekerasan Seksual oleh Banyak Pria

Jaksa penuntut mengatakan dia bersusah payah untuk memastikan pelecehannya dapat terus berlanjut, dan memilih wanita muda, termasuk setidaknya satu wanita yang dia bantu melahirkan.

Hadden mencapai kesepakatan pembelaan pada tahun 2016 dengan jaksa penuntut di kantor Cyrus R. Vance Jr., jaksa wilayah Manhattan, yang membuka kembali penyelidikan terhadap dokter itu.

Surat gugatan tersebut mengatakan juga bahwa Hadden menawarkan 'saran medis' yang tidak diminta kepada beberapa korban mengenai hal-hal yang tidak pantas seperti bagaimana merawat rambut kemaluan mereka dan bagaimana melakukan masturbasi atau orgasme.

Surat itu juga merinci pelecehan Hadden terhadap satu orang perempuan di bawah umur dan lima perempuan dewasa yang melakukan perjalanan dari luar negara bagian untuk menjumpai Hadden.

Dikatakan di dalam surat itu, Hadden bahkan tahu satu pasien berusia di bawah 18 tahun karena dia sendirilah yang membantu persalinan ibu dari remaja itu.

Baca juga: Imbas Lockdown, Kekerasan Seksual Terhadap Anak Secara Online Berpotensi Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com