Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Ledakan di Lebanon: Saya Tak Percaya Saya Masih Hidup

Kompas.com - 05/08/2020, 11:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Nada Hamza, warga Beirut, Lebanon, mengungkapkan dia tak percaya masih dinaungi keberuntungan ketika dua ledakan besar mengguncang.

Sebabnya, dia menuturkan saat kejadian tengah berada di dekat pusat penbangkit listrik yang masih satu garis dengan pelabuhan, lokasi kejadian.

Kepada Al Jazeera Selasa (4/8/2020), Hamza mengungkapkan dia hanya berjarak beberapa meter ketika ledakan menghantam dari pelabuhan.

Baca juga: Kisah Saksi Ledakan Beirut: Seperti Israel Mengebom Lebanon pada 2006

"Saya segera berlari ke salah satu gedung, sebelum kemudian menyadari bahwa gedungnya sudah runtuh," jelas Nada mengenang kembali keajaiban yang baru saja menimpanya.

Nada melanjutkan, dia kemudian mencoba untuk menghubungi orangtuanya, namun tak bisa. "Saya tak percaya saya masih hidup," jelasnya.

Korban lain, seorang pria yang tak disebutkan identitasnya dan dalam keadaan bersimbah darah, menuturkan dia masih tak paham apa yang terjadi.

Dia menjelaskan sedang memancing keitka mendengar adanya kebakaran. Jadi, dia segera pulang ketika mendengar bunyi seperti ledakan.

"Kemudian ini terjadi. Saya mendapatkan luka seperti ini. Hanya ini sejauh yang saya tahu," papar pria tersebut kepada Al Jazeera.

Khaled Hamade, mantan jenderal Angkatan Darat Lebanon mengatakan, dia hanya berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian.

Baca juga: Kekacauan Ibu Kota Lebanon Pasca-Ledakan Dahsyat Menyerupai Serangan Nuklir

Dia menceritakan tidak hanya kaca yang berserakan di jalan, tetapi juga korban tergeletak, di mana banyak dari mereka mengalami luka.

"Ini benar-benar bencana. Semuanya (seperti yang saya ingat) seperti hari terakhir perang saudara yang berlangsung di Beirut," paparnya.

Total 78 orang tewas dalam insiden tersebut, dengan lebih dari 4.000 lainnya dari berbagai penjuru ibu kota mengalami luka.

Berdasarkan keterangan Perdana Menteri Hassan Diab, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat, bahan yang digunakan untuk pupuk atau peledak, meledak.

Bahan tersebut, kata Dia, disimpan selama beberapa tahun di dalam gudang pelabuhan yang dilaporkan berlokasi di tepi laut.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih mengklaim, dia mendapatkan informasi dari para jenderalnya bahwa itu adalah serangan.

"Kemungkinan, berdasarkan keterangan mereka yang jelas lebih tahu daripada saya, ini adalah semacam bom. Ini serangan," papar Trump.

Baca juga: Satu WNI Jadi Korban Luka dalam Ledakan di Beirut, Lebanon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com