Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masker dan Social Distancing Sangat Penting untuk Cegah Covid-19?

Kompas.com - 13/07/2020, 20:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Semakin tingginya pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan masker dan penerapan social distancing, maka akan semakin besar peluang untuk suatu negara memperlambat atau bahkan menghentikan pandemi virus corona.

Mengenakan masker dan social distancing telah terbukti menjadi langkah paling penting dalam melawan penyebaran virus corona

Namun, sejumlah besar orang-orang di Amerika Serikat (AS) kurang menyadari betapa pentingnya penggunaan masker, sehingga mengakibatkan lonjakan kasus virus corona di sana.

Berdasarkan data dari Worldometers pada Senin (13/7/2020), total kasus virus corona di AS hingga hari ini tercatat mencapai lebih dari 3,4 juta dengan total angka kematian sebanyak 137.787 orang.

Baca juga: Trump Pakai Masker di Muka Umum, 3 Bulan Setelah Diimbau Pakar Kesehatan

AS hingga saat ini masih negara dengan kasus virus corona terbanyakm disusul Brasil dengan total kasus lebih dari 1,8 juta, dan India dengan total kasus lebih dari 800.000.

Melansir Psychology Today pada Minggu (12/7/2020), sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang yang tidak memakai masker salah paham bagaimana Covid-19 menyebar.

Baca juga: Kunjungi RS Militer, Trump Pakai Masker untuk Pertama Kalinya

Para peneliti di Social Cognition Center Cologne dan Universitas Bremen melakukan tiga percobaan, masing-masing melibatkan lebih dari 500 orang dewasa dari AS.

Sejumlah besar dari mereka tidak mengetahui pentingnya social distancing atau penggunaan masker.

Selain itu, mereka menganggap penyebaran virus corona berlangsung secara konstan (linier). Padahal, virus dapat menyebar dengan menggandakan diri sendiri (eksponensial).

Baca juga: Penumpang Kereta di Irlandia ini Memakai Masker dari Celana Dalam

"Secara umum, orang sulit memahami pertumbuhan eksponensial dan menafsirkannya secara keliru sebagai istilah linear," jelas penulis studi Joris Lammers dalam siaran pers.

Ia menjelaskan ketika orang tidak mengerti, maka kecenderungan mereka akan meremehkan seberapa cepat penyebaran virus corona.

Demikian juga, mereka juga akan meremehkan pentingnya pengaruh adanya social distancing untuk menghentikan penyebaran.

Studi yang dilakukan pada Maret 2020 ini, juga menyebutkan bahwa orang dengan politik konservatif kecenderungan akan salah memahami penyebaran virus corona, dibandingkan para kaum liberal.

Baca juga: Positif Corona dan Lepas Masker Saat Wawancara, Presiden Brasil Langgar KUHP

“Harap diingat bahwa banyak orang lupa bahwa kecepatan penyebaran virus corona, meningkat setiap hari. Dengan kata lain, banyak orang keliru berpikir bahwa kasus virus corona telah meningkat pada kecepatan yang stabil dan konstan," ujar Lammers.

Pada kenyataannya, di AS dan hampir di semua negara lainnya mencatat jumlah pasien corona berlipat ganda dan terus bertambah dua kali lipat setiap tiga hari.

Lammers melanjutkan bahwa dalam studinya menunjukkan, seberapa paham seseorang mengetahui kecepatan penyebaran virus corona, maka dia akan semakin mendukung penerapan penggunaan masker dan social distancing.

Sehingga ia menyimpulkan, suatu negara berpeluang dapat memperlambat atau bahkan menghentikan pandemi virus corona, apabila semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan masker dan penerapan social distancing. 

Baca juga: 5 Mitos tentang Penggunaan Masker yang Terbantahkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com