PARIS, KOMPAS.com - Seorang sopir bus di Perancis, Philippe Monguillot, akhirnya tewas setelah dirawat secara intensif di rumah sakit karena mati otak akibat diserang penumpang.
Sebuah laporan menyatakan Monguillot diserang karena meminta tiga penumpang untuk mengenakan masker dan menunjukkan tiket busnya. Insiden tersebut terjadi pada Minggu (5/7/2020).
Selama pandemi virus corona, warga Perancis yang hendak memakai jasa transportasi publik diwajibkan mengenakan masker.
Tidak terima dengan teguran itu, pelaku memukuli si sopir berulang kali dan menyebabkannya mengalami cedera kepala.
Sebanyak lima orang telah ditangkap akibat insiden tersebut. Dua orang didakwa telah melakukan upaya pembunuhan.
Baca juga: Tegur Penumpang Tak Bermasker, Sopir Bus di Perancis Mati Otak karena Disiksa
Dua orang dituduh tidak membantu orang yang sedang mengalami bahaya sedangkan satu orang lain dituduh berusaha menyembunyikan tersangka.
Anak perempuannya, Marie, mengaku sudah mengikhlaskan sang ayah untuk pergi sebagaimana dilansir dari The Independent, Sabtu (11/7/2020).
Pada Rabu (8/7/2020), ribuan orang mengenakan pakaian putih dan mengikuti pawai untuk menghormati kematian Monguillot.
Une marée blanche suit la famille de Philippe Monguillot #Bayonne pic.twitter.com/2Ba21CrzSs
— Goizeder Taberna (@Taberna_G) July 8, 2020
Wali Kota Bayonne, Rene Etchegaray, mengutuk serangan tersebut sebagai perbuatan yang tidak beradab.
"Dia adalah sosok dari seorang yang rendah hati, seorang pelayan publik yang setia. Kasih sayang kami untuk istri dan keluarganya yang berduka," ujar Etchegaray dalam akun Twitter-nya.
Baca juga: Media Asing Sorot Sopir Bus yang Pulang Kampung Jalan Kaki di Indonesia
Perdana Menteri Perancis, Jean Castex, mengatakan penyerangan terhadap Monguillot merupakan tindakan seorang pengecut.