Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Ingin Pemerintahan Barunya Duduki Tepi Barat

Kompas.com - 17/05/2020, 22:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, dia ingin pemerintahan barunya bisa menegakkan kedaulatan di permukiman Tepi Barat.

Dalam pernyataannya, Netanyahu menerangkan mereka harus menerapkan hukum dan menuliskan lagi bab hebat dalam sejarah Zionisme mereka.

Baca juga: Hapus Israel dari Peta, Militer Jerman Minta Maaf

"Teritori itu merupakan milik negara Yahudi yang lahir dan tumbuh di sana," ujar sang PM Israel menyikapi isu permukiman Yahudi di teritori Palestina.

Benjamin Netanyahu mengklaim, langkah pendudukan Tepi Barat bakal semakin mendekatkan mereka dengan perdamauan, dikutip AFP Minggu (17/5/2020).

Pemerintahan baru Netanyahu, bekerja sama dengan rivalnya, mantan panglima militer Benny Gantz, dilantik pada Minggu petang waktu setempat.

Dua politisi yang saling bersaing sepanjang satu tahun terakhir itu mempunyai kesepakatan, di mana mereka bisa mengajukan lagi isu aneksasi.

Langkah tersebut tidak hanya memantik kecaman internasional, namun juga dari Tepi Barat, rumah abgi tiga juta orang Palestina.

Di sana juga menjadi permukiman bagi sekitar 400.000 orang Israel, yang daerah mereka dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.

Dalam pidatonya, PM Israel yang sempat tersandung kasus korupsi itu menyebut ratusan ribu orang Yahudi daii Yudea hingga Samaria bakal tetap tinggal di tempat mereka.

Yudea dan Samaria merupakan daerah yang masuk ke dalam wilayah Tepi Barat, dan sering disebut dalam kitab suci Kristen dan Katolik.

Adapun Gantz sama sekali tidak menyebutkan mengenai isu penerapan aneksasi di wilayah Palestina ketika mendapat kesempatan berpidato.

Baca juga: Menkes Israel Positif Virus Corona, PM Israel Masuk Karantina Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com