Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Dunia Minta Vaksin Virus Corona Harus Tersedia Gratis

Kompas.com - 14/05/2020, 22:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Pemimpin dunia, baik mantan maupun aktif, menyerukan agar segala vaksin virus corona maupun pengobatan lainnya bisa terakses secara gratis.

Seruan itu tertuang dalam surat yang ditandatangani oleh 140 petinggi maupun eks. Di antaranya Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Dalam surat itu, mereka menyerukan agar vaksin virus corona tidak boleh dibagikan, dengan penelitiannya harus dibagikan ke seluruh dunia.

Baca juga: Dituding AS Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai

Penandatangan surat meminta agar Dewan Kesehatan Dunia (WHA) agar mendukung langkah itu, sebagaimana diberitakan AFP Kamis (14/5/2020).

Rencananya, organisasi yang membawahi Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu akan melangsungkan pertemuan tahunan mereka pada pekan depan.

Surat itu menyatakan bahwa semua pemangku kepentingan, baik negara maupun organisasi internasional di seluruh dunia, harus bekerja sama.

"Memastikan, ketika vaksin yang aman dan efektif dikembangkan, harus diproduksi dalam skala besar dan tersedia ke semua lapisan, gratis," ujar surat itu.

Pemimpin dunia yang mendukung langkah tersebut juga meminta agar metode pengobatan lain berkaitan dengan Covid-19 juga dibuat sama.

Mereka yang memberikan dukungan antara lain Mary McAleese (mantan Presiden Irlandia), Gordon Brown (mantan Perdana Menteri Inggris).

Baca juga: FBI Peringatkan Hacker China Berniat Curi Data Vaksin Virus Corona

Kemudian Olusegun Obasanjo (mantan Presiden Nigeria), Jose Manuel Barroso (mantan Presiden Komisi Eropa), maupun Ellen Johnson Sirleaf, (eks Presiden Liberia).

Seruan tersebut muncul karena Perancis marah setelah raksasa farmasi mereka, Sanofi, menyatakan bakal mengirim vaksin ke AS jika sudah tersedia.

Menurut keterangan petinggi eksekutif mereka, Paul Hudson, pengiriman itu dilakuakn setelah Washington membantu pendanaan perusahaan tersebut.

"Mereka sudah berinvesrtasi untuk melindungi rakyatnya, membuka ekonominya. Saya sudah menerangkan bahwa AS akan memperoleh dosis pertama," kata dia kepada Bloomberg.

Tak pelak, komentar warga Inggris itu menuai kemarahan dari petinggi Negeri "Anggur". Salah satunya Perdana Menteri Edouard Philippe.

Baca juga: WHO Keluarkan Pedoman Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia

Dalam kicauannya di Twitter, Philippe menegaskan bahwa kesetaraan untuk mendapatkan pengobatan virus corona adalah hal tak bisa ditawar.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Agnes Pannier-Runacher berujar, dia tak bisa menerima jika ada keuntungan dari negara yang sudah memberi finansial terlebih dahulu.

Surat yang akan diserahkan kepada WHA itu menerangkan, saat ini bukan waktunya pasar berbicara, atau negara kuat bertindak dan mendapat obat terlebih dahulu.

Ramaphosa sebagai Ketua Uni Afrika menyatakan, dia ingin agar obat-obatan terkait Covid-19 bisa diberikan ke semua orang gratis.

"Tidak ada yang boleh memaksa sebuah pihak berada di antrean paling belakang karena cara hidup atau pendapatan mereka," tegasnya.

Baca juga: Sarankan Tes Vaksin Virus Corona di Afrika, 2 Dokter Perancis Dikecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com