Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Osaka: Pria Lebih Cocok Berbelanja, Wanita Terlalu Lama Memilih

Kompas.com - 25/04/2020, 15:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

OSAKA, KOMPAS.com - Wali Kota Osaka Ichiro Matsui mengeluarkan pernyataan yang kontroversial terkait anjuran belanja selama pandemi Covid-19. Menurutnya, pria lebih cocok berbelanja karena wanita terlalu lama memilih.

Kegiatan berbelanja yang dimaksud Matsui adalah belanja kebutuhan pangan. Dalam pandangannya, jika wanita lama berbelanja dapat menimbulkan kepadatan di supermarket yang menyiratkan peningkatan risiko penularan virus corona.

Pernyataan itu diucapakan Matsui pada Kamis (23/4/2020), yang menyimpulkan jika pria yang berbelanja hanya butuh lebih sedikit waktu di toko-toko, sehingga dapat mengurangi penyebaran Covid-19 di Jepang.

Baca juga: Jepang Darurat Nasional, Warga Akan Dapat Bantuan Tunai Rp 14,4 Juta

"Wanita butuh waktu lebih lama berbelanja bahan makanan karena menelusuri berbagai produk dan mempertimbangkan pilihan mana yang terbaik," kata Matsui kepada wartawan pada konferensi pers virus corona, dikutip dari CNN Jumat (24/4/2020).

"Pria dengan cepat mengambil apa yang dibutuhkan sehingga mereka tidak akan berlama-lama di supermarket - yang mencegah kontak dekat dengan orang lain," tambah Matsui.

Baca juga: Antisipasi Corona, Jepang Tampung Pengungsi Warnet di Hotel

Menurut data Bank Dunia yang dilansir CNN, populasi Jepang terdiri dari 51 persen wanita.

Namun Jepang menempati peringkan 110 dan 149 negara dalam indeks World Economic Forum yang mengukur tingkat kesetaraan gender.

Perkataan Wali Kota Osaka ini ditanggapi oleh jurnalis populer Jepang Shoko Egawa di Twitter-nya.

"Orang yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan sehari-hari tidak perlu berkomentar," tulis jurnalis perempuan itu.

Baca juga: AS Uji Coba Obat Avigan Jepang untuk Pengobatan Covid-19

Tweet Egawa telah di-retweet lebih dari 3.000 kali, dan ada seorang warganet yang berpendapat mungkin Matsui belum pernah belanja sendiri.

Peran laki-laki sangat dominan di masyarakat Jepang. Selain peringkat rendah dalam indeks kesenjangan gender global, Negeri "Sakura" juga berada di urutan bawah di antara negara-negara G7 dalam hal kesetaraan gender.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah berjanji untuk lebih memberdayakan perempuan yang bekerja melalui kebijakan yang disebut "womenomics".

Baca juga: Tidak Masuk Program Subsidi Covid-19 Pemerintah, Advokat PSK Jepang Kirim Surat Kritik

Osaka termasuk dalam kota yang ditetapkan keadaan darurat sejak 7 April.

Komentar Matsui muncul setelah ia menyarankan supermarket membatasi jumlah pengunjung, dan menyarankan masyarakat hanya berbelanja bahan makanan sekali setiap 2-3 hari.

Menurut data dari Worldometers, hingga Sabtu (25/4/2020) siang WIB Jepang mencatatkan total 12.829 kasus Covid-19.

Sebanyak 345 pasien di antaranya meninggal dunia, dan yang sembuh berjumlah 1.530 orang.

Baca juga: Bukan Lockdown, Inilah Gambaran Lengkap Darurat Nasional di Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com