Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Taiwan, Negara Non-Anggota WHO yang Sukses Atasi Virus Corona

Kompas.com - 05/04/2020, 19:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menjadi satu dari sedikit negara di dunia yang dinilai sukses mengatasi virus corona. Padahal, mereka bukan termasuk anggota WHO.

Pengalaman mengatasi wabah sebelumnya dan gerak cepat pemerintah yang disertai kepatuhan warga menjadi kunci utamanya.

Selama wabah sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2003, Taiwan adalah salah satu wilayah dengan dampak terparah bersama Hong Kong dan China selatan.

Lebih dari 150.000 orang dikarantina di pulau itu, dengan 181 korban meninggal dunia.

Baca juga: Taiwan Tawarkan Masker dan Bantuan Medis di Tengah Covid-19, China Marah

Jika dibandingan dengan Covid-19 dampak SARS memang berbeda. Namun, SARS "berjasa" memberi gelombang kejut ke sebagian besar Asia, dan memberi bayangan jangka panjang tentang bagaimana seharusnya merespons wabah.

Menurut analisis CNN, terbukti dengan pengalaman itu Taiwan bisa bereaksi lebih cepat menangani wabah virus corona.

Dari tingkat pemerintah sampai masyarakat juga menunjukkan kekompakan, mulai dari kontrol perbatasan dan pemakaian masker langsung jadi rutinitas sejak Januari.

Baca juga: Dinilai Sukses Redam Corona, Ini Protokol Taiwan bagi Pengguna Transportasi Publik

Dalam sebuah penelitian pada Januari, Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat (AS) mengatakan Taiwan adalah salah satu daerah paling berisiko di luar daratan China.

Alasannya adalah kedekatan geografis, ikatan warganya, dan hubungan transportasi.

Pada 25 Januari Taiwan dan Australia sama-sama mencatatkan 4 kasus virus corona di negaranya.

Australia dan Taiwan memiliki populasi yang hampir sama, sekitar 24 juta orang.

Baca juga: Bantu Warga Terpencil, Restoran Australia Kirim Pizza Pakai Drone Saat Lockdown

Bentuk negaranya juga sama-sama pulau, dan sama-sama memiliki hubungan perdagangan serta transportasi yang kuat dengan China.

Namun 10 hari kemudian, Australia memiliki 5.000 kasus virus corona sedangkan di Taiwan kurang dari 400 kasus.

Gabungan pengalaman dan sistem kesehatan

Taiwan memiliki sistem kesehatan kelas dunia dengan cakupan universal.

Ketika berita tentang virus corona mulai muncul di Wuhan jelang Tahun Baru Imlek, para petinggi di Pusat Komando Kesehatan Nasional (NHCC) Taiwan langsung bergerak cepat.

Pusat komando yang didirikan setelah wabah SARS itu langsung menanggapi potensi ancaman, menurut laporan terbaru dalam Journal of American Medical Association (JAMA).

Baca juga: Kru Pesawat Taiwan Kini Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri

"Taiwan dengan cepat menghasilkan dan mengimplementasikan daftar sedikitnya 124 tindakan selama 5 minggu untuk melindungi kesehatan masyarakat," tulis co-author Jason Wang, seorang dokter Taiwan dan profesor pediatri di Stanford Medicine.

"Kebijakan dan tindakan ini melanjutkan kontrol perbatasan, karena mereka menyadari itu saja tidak cukup," lanjutnya.

Negara yang beribu kota di Taipei ini melakukannya ketika negara-negara lain masih memperdebatkan tindakan apa yang akan diambil.

Baca juga: Dokter Taiwan Beri Ide Alat Pelindung Sederhana untuk Lindungi Paramedis Tertular Corona

Langkah-langkah awal yang sangat menentukan adalah melarang perjalanan dari banyak bagian China, menghentikan kapal pesiar berlabuh, dan menerapkan hukuman berat bagi yang melanggar aturan karantina rumah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com