Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Taiwan, Negara Non-Anggota WHO yang Sukses Atasi Virus Corona

Kompas.com - 05/04/2020, 19:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

Selain itu petinggi negara Taiwan juga bergerak untuk meningkatkan produksi masker dalam negeri guna memastikan pasokan lokal.

Taiwan juga melakukan pengujian virus corona di seluruh pulau, termasuk pengujian orang yang sebelumnya memiliki riwayat pneumonia janggal.

Pemerintah pun menerapkan hukuman baru bagi para penyebar hoaks tentang virus corona.

Baca juga: Semua Pemain Taiwan di All England 2020 Dinyatakan Negatif Virus Corona

"Pemerintah Taiwan belajar dari pengalaman SARS 2003 dan membentuk mekanisme respons kesehatan masyarakat, untuk memungkinkan tindakan cepat pada krisis berikutnya."

"Tim pejabat yang terlatih dan berpengalaman dengan cepat mengenali krisis dan mengaktifkan struktur manajemen darurat untuk mengatasi wabah yang muncul," tulis Wang dalam lanjutan laporannya.

Dilansir dari CNN, beberapa pihak mengklaim hanya pemerintah otokratis seperti China yang bisa secara efektif mengatasi wabah virus corona.

Namun, Taiwan mencontohkan bagaimana negara demokrasi juga bisa mengendalikan wabah.

Baca juga: Gelar Latihan Militer di Tengah Virus Corona, China Bikin Taiwan Marah

Lockdown ketat seperti di China atau negara lain pun tidak diterapkan Taiwan.

Negara dengan nama lain Chinese Taipei ini sekarang dalam posisi yang kuat.

Setelah berminggu-minggu melarang ekspor masker untuk memastikan pasokan domestik, pada Rabu (1/4/2020) pemerintah mengatakan akan menyumbangkan 10 juta masker ke AS, Italia, Spanyol, dan 9 negara Eropa lainnya.

Negara-negara kecil yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan juga menjadi tujuan pengiriman.

Baca juga: Seperti Taiwan, Yogyakarta Pantau Sebaran Lokasi Covid-19 dengan GPS

Polemik keanggotaan WHO

Ada satu faktor menarik lainnya tentang keberhasilan Taiwan, yakni mereka bukan anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Taiwan diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, dan Beijing menghalangi Taiwan berpartisipasi ke banyak organisasi internasional.

Kecuali jika Taiwan melakukannya dengan prinsip "Satu China" seperti penyebutan nama negara menjadi Chinese Taipei di Olimpiade.

Baca juga: Abaikan Karantina Virus Corona untuk Dugem, Pria Taiwan Didenda Rp 546 Juta

Taiwan berstatus pengamat di WHO hingga 2016. Situasinya berubah setelah pemilihan Presiden Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan secara tradisional.

Beijing kemudian menanggapinya secara besar-besaran dengan meningkatkan tekanan ke Taipei. Mereka memburu beberapa sekutu diplomatik yang tersisa, dan melakukan unjuk kekuatan militer.

WHO menegaskan pengecualian Taiwan dari pertemuan negara-negara anggota tidak berpengaruh pada berbagi informasi dan bimbingan kesehatan sehari-hari.

Para ahli dan pekerja kesehatan masih berinteraksi dengan rekan-rekan internasional melalui WHO.

Baca juga: Pemain Badminton India Terkejut Saat Tahu Ada Atlet Taiwan Terpapar Virus Corona

Namun CNN mengabarkan, banyak pengamat termasuk pejabat Taiwan mengklaim bahwa situasi itu memiliki efek negatif, baik selama epidemi SARS dan krisis saat ini.

Natasha Kassam seorang ahli di China, Taiwan, dan diplomasi di Lowy Institute Australia mengatakan, di awal wabah virus corona kurangnya saluran langsung dan tepat waktu ke WHO mengakibatkan pelaporan kasus yang tidak akurat di Taiwan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com