NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan, wabah virus corona adalah tantangan terberat mereka sejak Perang Dunia II.
Guterres memperingatkan, penyebaran yang tengah terjadi bisa berdampak kepada resesi yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa terdahulu.
Komentar Guterres muncul setelah para pakar menyampaikan kemungkinan dampak ekonomi yang timbul karena memerangi virus corona.
Baca juga: 100 Awak Kapal Induk Theodore Roosevelt Terkena Virus Corona, Kaptennya Minta Bantuan
Jumlah orang yang terinfeksi di seluruh dunia kini mencapai lebih dari 860.000 kasus, dengan sekitar 42.000 di antaranya meninggal.
Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins, 865 orang meninggal setiap 24 jam terakhir di AS, dengan total angka kematian mencapai 4.055 orang.
Berbicara di markas PBB New York, Guterres mengatakan pandemi Covid-19 ini sudah menyerang masyarakat hingga ke akar-akarnya.
Negara seantero Bumi menerapkan pengetatan, termasuk menutup bisnis, membatasi pergerakan orang, demi mematahkan rantai penyebaran.
Laporan PBB menyatakan, lebih dari 25 juta lapangan pekerjaan bisa hilang, dengan proyeksi "tekanan ke bawah" hingga 40 persen pada aliran investasi asing.
"Covid-19 adalah tantangan terberat yang kita hadapi bersama sejak pembentukan PBB," ujar Guterres seraya mendesak adanya koordinasi dalam respons kesehatan.
Sekjen PBB berusia 70 tahun itu meminta agar industrialis memberikan bantuan kepada negara berkembang yang "mungkin menghadapi mimpi buruk".
Baca juga: 28 Remaja Spring Breaker yang Liburan ke Pantai Meksiko Positif Virus Corona
Dilansir BBC Rabu (1/4/2020), Bank Dunia memperingatkan "rasa sakit ekonomi" bisa tak terhindarkan di seluruh negara di dunia.
Bank Dunia menerangkan, sektor rumah tangga yang bergantung kepada industri rentan terdampak virus corona berada dalam "risiko tinggi".
Sementara di AS, Presiden Donald Trump meminta publik untuk bersiap menghadapi dua pekan yang disebutnya sebagai "sangat, sangat buruk".
Gugus tugas yang dibentuk Gedung Putih menyatakan berdasarkan simulasi yang mereka lakukan, 200.000 orang diprediksi meninggal dalam beberapa bulan ke depan.
Pejabat kesehatan Anthony Fauci berujar, mereka harus bersiap dengan simulasi yang sudah disiapkan. Tapi dia menegaskan sebisa mungkin mereka akan mencegahnya.
Baca juga: PBB Ingatkan Ancaman Virus Corona Global, Lebih dari 20.600 Orang Dilaporkan Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.