Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2020, 10:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, berbagai ilmuwan, pakar kesehatan, dan influencer telah mengajukan saran terkait pemakaian masker wajah pada setiap warga jika berada di tempat publik.

Thomas Inglesby, Direktur Universitas Johns Hopkins untuk Pusat Keamanan Kesehatan, dilansir dari Washington Post, mengatakan bahwa Pusat Kontrol dan Pencegahan (CDC) AS harus mendesak warga AS memakai masker non-medis atau penutup wajah.

Upaya itu dianggapnya bijak dan mampu mengurangi potensi penularan dari orang yang terinfeksi, tetapi tidak memiliki gejala apa pun.

Sosok yang paling menonjol di antara orang-orang yang mendorong gagasan itu adalah Scott Gottlieb.

Baca juga: Jilat Ludahnya Sendiri, Trump: Virus Corona Bukan Flu Biasa

Dia seorang dokter internis dan mantan komisioner Food and Drug Administration dalam administrasi Trump.

Dia juga penulis utama rencana pandemi-respons yang diterbitkan setiap Minggu oleh American Enterprise Institute.

Lembaga itu yakni think tank (badan ahli yang memberikan saran dan gagasan terkait masalah ekonomi tertentu) yang konservatif dan berusaha memulihkan ekonomi AS secara bertahap ke normal.

Dia menekankan, "Semua orang termasuk orang-orang tanpa gejala harus didorong mengenakan masker wajah yang terbuat dari kain dan non-medis saat berada di tempat umum."

Baca juga: Taman Nasional di AS Tetap Buka, 7 Orang Terinfeksi Virus Corona

Gottlieb bahkan mengungkapkan lebih spesifik lagi pada Face the Nation CBS, "Masker yang terbuat dari bahan katun, kita harus punya pedoman dari CDC tentang bagaimana warga AS mampu membuat masker berbahan kain katun sendiri."

Meski Gottlieb dan pihaknya juga mengakui masker non-medis itu tidak akan memberi perlindungan dari infeksi virus, namun setidaknya bisa membatasi jumlah tetesan pernapasan dari orang yang memakai masker tersebut.

Sementara itu pihak CDC sendiri masih mempertimbangkan kewajiban penggunaan masker non-medis di kalangan warga AS ketika berada di tempat umum.

Pasalnya, masih belum ditemukan perbedaan yang signifikan antara menggunakan masker atau pun tidak bagi orang-orang yang sehat di tempat umum. 

Baca juga: Suami Ini Dituduh Bunuh Istrinya Saat Karantina Bersama akibat Virus Corona di Inggris

Beberapa pakar penyakit menular bahkan juga mencemaskan jika orang-orang mulai panik dan membeli masker medis dengan alasan keamanan.

Itulah kenapa Jerome Adams, ahli bedah umum AS menyatakan dalam kicauannya di Twitter, "Stop beli masker!"

 

Selain itu, pihak CDC juga khawatir warga AS malah menyepelekan aturan social distancing karena merasa sudah aman memakai masker non-medis.

Meski begitu, pihak CDC pada dua pekan lalu mulai memperbarui strategi mereka, yakni mengoptimisasi pasokan masker wajah. 

Dalam peraturan perawatan kesehatan di mana masker medis tidak lagi disediakan, warga AS kemungkinan akan diminta menggunakan masker buatan sendiri. Bentuknya bisa seperti bandana atau syal, sebagai upaya terakhir melawan virus corona.

Baca juga: Mengapa Ada Negara yang Tolak Alat Medis Buatan China untuk Tangani Virus Corona?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com