DAMASKUS, KOMPAS.com - Pemerintah Suriah mengumumkan kasus pertama virus corona di negara yang tengah dilanda perang itu.
Menteri Kesehatan Nizar Yaziji pada Minggu malam (22/03/2020) mengatakan bahwa pihak berwenang telah mencatat kasus pertama virus corona di Suriah. Kasusnya merupakan kasus impor karena orang itu datang dari luar negeri.
Langkah-langkah yang tepat telah diambil untuk menangani pasien wanita berusia 20 tahun ini.
Pemerintah Suriah juga menutup sekolah-sekolah, universitas, restoran, bioskop dan ruang acara juga pertemuan ibadah.
Baca juga: Pemerintah Realokasi APBN untuk Tangani Virus Corona, Ini Kata DPR
Bahkan parlemen yang dijadwalkan bulan depan diundur sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Setelah sembilan tahun perang yang menewaskan lebih dari 380 juta jiwa dan merusak infrastruktur negara itu, kekhawatiran tinggi akan wabah Covid-19 di Suriah memiliki konsekuensi yang cukup genting. Terutama di daerah luar kendali rezim pemerintah Bashar al-Assad.
Termasuk benteng pemberontak besar terakhir di Idlib di wilayah barat laut dan timur lautnya. Wilayah-wilayah itu dikuasai oleh suku Kurdi.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal bulan ini memperingatkan bahwa sistem kesehatan Suriah yang rapuh mungkin tidak memiliki kapasitas untuk mendeteksi dan menanggapi wabah virus corona.
Baca juga: Jokowi Beri Kewenangan Lebih Gubernur Seluruh Indonesia Tangani Corona
Kondisi perang dan perpolitikan Suriah picu peningkatan penyebaran Covid-19
Presiden Bashar al-Assad mengajukan amnesti tahanan pada Minggu (22/03/2020) sebagai upaya untuk menghentikan penularan virus corona.
Tindakan ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Toko-toko roti di seluruh negeri Suria tidak lagi buka di tempat secara langsung kepada pembeli.
Roti akan dikirim melalui distributor ke masing-masing rumah untuk mencegah kontak sosial dengan pelanggan selama berjam-jam menunggu dalam antrian panjang.
Menurut tenaga medis Suriah, kondisi penularan Covid-19 juga sangat riskan akibat adanya ribuan orang Iran yang mendukung pemerintah Bashar al-Assad dalam perang Suriah.
Ribuan orang Iran yang mendukung perang Suriah itu mempertahankan kehadiran mereka di markas-markas pinggiran kota Syiah Damaskus di Sayeda Zainab.
Baca juga: Akhirnya, Kompleks Masjid Al-Aqsa Resmi Ditutup untuk Hentikan Penularan Virus Corona
Ribuan peziarah Syiah dari Iran juga mengunjungi Damaskus.