Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Umumkan Kasus Infeksi Pertama Virus Corona, Bashar Al-Assad Keluarkan Amnesti Tahanan

Kompas.com - 23/03/2020, 16:42 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pemerintah Suriah mengumumkan kasus pertama virus corona di negara yang tengah dilanda perang itu.

Menteri Kesehatan Nizar Yaziji pada Minggu malam (22/03/2020) mengatakan bahwa pihak berwenang telah mencatat kasus pertama virus corona di Suriah. Kasusnya merupakan kasus impor karena orang itu datang dari luar negeri.

Langkah-langkah yang tepat telah diambil untuk menangani pasien wanita berusia 20 tahun ini.

Pemerintah Suriah juga menutup sekolah-sekolah, universitas, restoran, bioskop dan ruang acara juga pertemuan ibadah.

Baca juga: Pemerintah Realokasi APBN untuk Tangani Virus Corona, Ini Kata DPR

Bahkan parlemen yang dijadwalkan bulan depan diundur sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Setelah sembilan tahun perang yang menewaskan lebih dari 380 juta jiwa dan merusak infrastruktur negara itu, kekhawatiran tinggi akan wabah Covid-19 di Suriah memiliki konsekuensi yang cukup genting. Terutama di daerah luar kendali rezim pemerintah Bashar al-Assad.

Termasuk benteng pemberontak besar terakhir di Idlib di wilayah barat laut dan timur lautnya. Wilayah-wilayah itu dikuasai oleh suku Kurdi.

Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal bulan ini memperingatkan bahwa sistem kesehatan Suriah yang rapuh mungkin tidak memiliki kapasitas untuk mendeteksi dan menanggapi wabah virus corona.

Baca juga: Jokowi Beri Kewenangan Lebih Gubernur Seluruh Indonesia Tangani Corona

Kondisi perang dan perpolitikan Suriah picu peningkatan penyebaran Covid-19

Presiden Bashar al-Assad mengajukan amnesti tahanan pada Minggu (22/03/2020) sebagai upaya untuk menghentikan penularan virus corona.

Tindakan ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Toko-toko roti di seluruh negeri Suria tidak lagi buka di tempat secara langsung kepada pembeli.

Roti akan dikirim melalui distributor ke masing-masing rumah untuk mencegah kontak sosial dengan pelanggan selama berjam-jam menunggu dalam antrian panjang.

Menurut tenaga medis Suriah, kondisi penularan Covid-19 juga sangat riskan akibat adanya ribuan orang Iran yang mendukung pemerintah Bashar al-Assad dalam perang Suriah.

Ribuan orang Iran yang mendukung perang Suriah itu mempertahankan kehadiran mereka di markas-markas pinggiran kota Syiah Damaskus di Sayeda Zainab.

Baca juga: Akhirnya, Kompleks Masjid Al-Aqsa Resmi Ditutup untuk Hentikan Penularan Virus Corona

Ribuan peziarah Syiah dari Iran juga mengunjungi Damaskus.

Iran merupakan salah satu negara yang paling terpengaruh oleh pandemi di luar China. Sekaligus sekutu regional utama Suriah dan mengoperasikan penerbangan militer dan sipil yang membawa para pejuang milisi ke Suriah.

Mahan Air Iran masih memiliki penerbangan reguler dari Teheran ke Damaskus meski penerbangan Suriah lainnya telah ditangguhkan.

Menurut penduduk setempat dan sumber-sumber intelijen Barat, milisi yang didukung Iran juga telah memasuki Suriah menggunakan perbatasan AlBukamal dengan Irak, tempat di mana virus itu menyebar.

Komando umum militer mengumumkan pada Sabtu (21/03/2020) bahwa pihaknya telah meningkatkan kesiap-siagaan di rumah sakit militer dan memberikan perintah untuk meminimalkan pertemuan.

Termasuk kegiatan olahraga militer atau apa pun yang terjadi di daerah tertutup karena wabah.

Baca juga: 17 Ton Suplai Medis Atasi Virus Corona dari China Mendarat di Indonesia

"Kami telah mengambil sejumlah langkah, untuk melindungi tentara kami di kediaman mereka di unit-unit dan formasi militer. Serta memerintahkan penggunaan sarung tangan dan masker wajah," demikian pernyataan yang dikeluarkan komando umum militer tersebut.

Para anggota militer mengatakan sejumlah perwira senior telah mengambil cuti dan beberapa unit komandan telah memerintahkan untuk menghindari kontak sosial dengan milisi yang didukung Iran karena dipandang memiliki risiko tinggi akan penyebaran virus.

Para petugas medis di barat laut yang dikuasai oposisi juga khawatir virus corona bisa menyebar dengan cepat di kamp-kamp sesak berisi puluhan ribu warga Suriah terlantar.

Pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS di Suriah barat laut dan kelompok-kelompok oposisi yang didukung Turki juga menutup perlintasan karena khawatir infeksi itu dapat berasal dari daerah yang dikuasai pemerintah.

Baca juga: Ajak Kambing Peliharaan Jalan-jalan di Saat Lockdown Virus Corona, Pria di Spanyol Didenda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com