Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Serbia: Hanya China yang Bisa Bantu Atasi Virus Corona

Kompas.com - 17/03/2020, 15:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BELGRADE, KOMPAS.com - Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyatakan, hanya China yang bisa membantu mereka dalam mengatasi wabah virus corona.

Pada Minggu (15/3/2020), Serbia mengumumkan keadaan darurat dengan menutup banyak tempat publik, perbatasan, dan mengerahkan tentara guna menjaga rumah sakit.

Vucic mengatakan, aturan baru itu diberlakukan demi melindungi "kalangan lansia", serta mereka melaporkan 57 kasus infeksi virus corona.

Baca juga: Terapkan Lockdown Virus Corona, Perancis Kerahkan 100.000 Polisi

Saat mengumumkan keadaan darurat itu, Presiden Serbia berusia 50 tahun tersebut mengomentari solidaritas Eropa yang menurutnya "hanya sebatas dongeng".

Dilansir Russian Today Selasa (16/3/2020), Vucic mengomentari larangan impor peralatan dan suplai medis dari Uni Eropa (UE) ke non-UE.

"Hanya China yang bisa membantu kami mengatasi virus corona," jelas Vucic. Dia mengaku sudah menulis surat kepada Presiden Xi Jinping.

Dalam suratnya, dia meminta bantuan kepada Xi, dan menyiratkan betapa hubungannya dengan Beijing yang hangat, di mana dia menyebut Xi sebagai "kakak".

Belgrade menerima lima juta masker dari Negeri "Panda'. Mereka juga menerima tawaran dokter dari Beijing untuk membantu mengatasi wabah.

Vucic yang menjabat sejak Mei 2017 itu mengaku, negaranya harus berbelanja alat bantu pernapasan ke lokasi yang dia sebut sebagai "pasar semi abu-abu".

Baca juga: Ketika Tenaga Kesehatan Harus Menghadapi Risiko Tertular Virus Corona

Vucic melanjutkan, mulai Senin mereka sudah meliburkan sekolah, universitas, dan meniadakan kegiatan olahraga demi menyelamatkan "orangtua mereka".

Sebagaimana layaknya negara Eropa lain, Serbia juga menerapkan larangan keluar rumah. Namun, masih ada kelonggaran dalam aturan tersebut.

Vucic menerangkan bahwa hanya warga berusia di atas 65 tahun yang harus dikarantina. Aturan baru lain seperti jam operasional kafe atau bar akan dibahas di parlemen.

"Saya berkata kepada orang asing: jangan datang ke Serbia. Kecuali kepada China yang memang kami minta, dokter mereka, atau warga yang membantu," paparnya.

Perdana Menteri Ana Brnabic mengumumkan menutup perbatasan sejak Minggu, dengan pengecualian diperuntukkan bagi diplomat dan full-time residents.

Warganya yang baru kembali dari luar negeri bakal dikarantina selama 14-28 hari, dengan pelanggar bakal dipenjara tiga tahun.

Baca juga: Atlet Gulat asal China Dikarantina Di Serbia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com