BELGRADE, KOMPAS.com - Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyatakan, hanya China yang bisa membantu mereka dalam mengatasi wabah virus corona.
Pada Minggu (15/3/2020), Serbia mengumumkan keadaan darurat dengan menutup banyak tempat publik, perbatasan, dan mengerahkan tentara guna menjaga rumah sakit.
Vucic mengatakan, aturan baru itu diberlakukan demi melindungi "kalangan lansia", serta mereka melaporkan 57 kasus infeksi virus corona.
Baca juga: Terapkan Lockdown Virus Corona, Perancis Kerahkan 100.000 Polisi
Saat mengumumkan keadaan darurat itu, Presiden Serbia berusia 50 tahun tersebut mengomentari solidaritas Eropa yang menurutnya "hanya sebatas dongeng".
Dilansir Russian Today Selasa (16/3/2020), Vucic mengomentari larangan impor peralatan dan suplai medis dari Uni Eropa (UE) ke non-UE.
"Hanya China yang bisa membantu kami mengatasi virus corona," jelas Vucic. Dia mengaku sudah menulis surat kepada Presiden Xi Jinping.
Dalam suratnya, dia meminta bantuan kepada Xi, dan menyiratkan betapa hubungannya dengan Beijing yang hangat, di mana dia menyebut Xi sebagai "kakak".
Belgrade menerima lima juta masker dari Negeri "Panda'. Mereka juga menerima tawaran dokter dari Beijing untuk membantu mengatasi wabah.
Vucic yang menjabat sejak Mei 2017 itu mengaku, negaranya harus berbelanja alat bantu pernapasan ke lokasi yang dia sebut sebagai "pasar semi abu-abu".
Baca juga: Ketika Tenaga Kesehatan Harus Menghadapi Risiko Tertular Virus Corona
Vucic melanjutkan, mulai Senin mereka sudah meliburkan sekolah, universitas, dan meniadakan kegiatan olahraga demi menyelamatkan "orangtua mereka".
Sebagaimana layaknya negara Eropa lain, Serbia juga menerapkan larangan keluar rumah. Namun, masih ada kelonggaran dalam aturan tersebut.
Vucic menerangkan bahwa hanya warga berusia di atas 65 tahun yang harus dikarantina. Aturan baru lain seperti jam operasional kafe atau bar akan dibahas di parlemen.
"Saya berkata kepada orang asing: jangan datang ke Serbia. Kecuali kepada China yang memang kami minta, dokter mereka, atau warga yang membantu," paparnya.
Perdana Menteri Ana Brnabic mengumumkan menutup perbatasan sejak Minggu, dengan pengecualian diperuntukkan bagi diplomat dan full-time residents.
Warganya yang baru kembali dari luar negeri bakal dikarantina selama 14-28 hari, dengan pelanggar bakal dipenjara tiga tahun.
Baca juga: Atlet Gulat asal China Dikarantina Di Serbia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.