Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KUTIPAN TOKOH DUNIA] Malala Yousafzai, Pejuang Hak Perempuan

Kompas.com - 09/03/2020, 19:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Malala Yousafzai, nama yang kerap didendangkan, berbalut keberanian dan ketangguhan.

Perempuan kelahiran Mingora, Pakistan, ini menyuarakan hak-hak perempuan di blog-nya BBC Urdu.

Saking vokalnya, ia sampai diburu kelompok teroris Taliban saat dirinya sedang di bus untuk berangkat sekolah.

Tragedi itu terjadi pada 9 Oktober 2012, saar usia Malala masih 15 tahun.

Bus yang ditumpangi Malala diberhentikan oleh dua orang pemuda dari kelompok Taliban. Mereka mencari Malala karena sangat vokal menyuarakan haknya sebagai perempuan.

Tulisan Malala ramai dibaca banyak orang. Namanya tidak dicantumkan di blog itu, tetapi Malala juga tidak segan untuk mengungkapkan pendapatnya ke khalayak umum.

Baca juga: Kembali Bersuara, Ini Desakan Malala untuk G20 Jelang KTT di Jepang

Kata-kata Malala

Malala adalah pelajar yang enggan menyerah walau ditembak peluru teroris, demi perjuangkan haknya untuk mendapat pendidikan sebagai wanita.

Dalam penembakan yang terjadi, peluru menembus kepala bagian kiri Malala, mengenai lehernya, lalu bersarang di punggungnya.

Malala langsung dilarikan ke rumah sakit, dan dilakukan sejumlah operasi untuk menyelamatkan nyawanya.

Beruntung, gerak cepat tim medis dapat menyelamatkan nyawanya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Malala Yousafzai, Melantang bagi Pendidikan Anak

"Mereka mengira peluru itu akan membungkam kita, tetapi mereka gagal. Dan dari keheningan itu muncul ribuan suara."

"Para teroris mengira mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya."

"Tetapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini: kelemahan, ketakutan, dan mati putus asa. Ketangguhan, kekuatan, dan keberanian telah lahir."

"Saya Malala yang sama. Ambisi saya sama. Harapan saya sama," ucap Malala setelah pulih dari operasi.

Baca juga: 6 Tahun Setelah Ditembak Taliban, Malala Yousafzai Kembali ke Pakistan

12 Juli 2013, sembilan bulan setelah penembakan itu, Malala berpidato di markas PBB di New York, menyampaikan pendapatnya dan disiarkan ke seluruh dunia.

"Satu anak, satu guru, satu buku, satu pena bisa mengubah dunia," ucapnya dengan lantang.

"Ketika aku menatap 400 pemuda dari 100 negara lebih, aku mengatakan aku tidak hanya bicara ke orang-orang Amerika atau negara lain, aku bicara ke semua orang di dunia ini," imbuh Malala.

Kutipan lain dari ucapan perempuan yang kini berusia 22 tahun itu juga sangat populer.

"Saya memiliki hak mendapat pendidikan. Saya punya hak untuk bermain. Saya punya hak untuk bicara. Saya punya hak untuk ke pasar. Saya punya hak untuk berpendapat."

Baca juga: Malala dan Pelapor PBB untuk Myanmar Kritik Suu Kyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com