Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munawar Khalil N
Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara

Meneropong Millet sebagai Kekuatan Ketahanan Pangan Potensial

Kompas.com - 16/02/2024, 16:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FAO menetapkan tahun 2023 sebagai tahun internasional millet/International Year of Millet (IYM). FAO melihat bahwa millet menjadi komoditas pangan yang prospektif untuk dikembangkan dalam kerangka ketahanan pangan dan menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan.

IYM dipandang berkontribusi terhadap agenda PBB 2030 untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya berkaitan dengan SDG 2 (zero hunger), SDG 3 (kesehatan dan kesejahteraan yang baik), SDG 8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi), SDG 12 (konsumsi dan produksi), SDG 13 (aksi iklim) dan SDG 15 (hidup di darat).

Millet merupakan kelompok pangan serealia yang banyak tumbuh di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Millet termasuk tanaman yang kuat dan tangguh karena mampu tumbuh dalam kondisi cuaca buruk, seperti kekeringan dan suhu ekstrem.

Kemampuan millet untuk tumbuh di tanah dengan tingkat kesuburan rendah menjadi potensi besar untuk menopang ketahanan pangan di masa depan.

Negara produsen terbesar millet adalah India dengan total mencapai 17,96 juta ton pada tahun 2021 atau mengambil porsi sekitar 18 persen pangsa global.

Tidak heran India menjadi pelopor bagi kampanye konsumsi millet di tingkat global sehingga FAO menjadikan tahun 2023 sebagai IYM dan didukung oleh 70 negara.

Di tingkat regional ASEAN, India juga mengupayakan kerja sama dengan negara-negara di kawasan ini untuk mengembangkan millet sebagai pangan masa depan.

Hasil pertemuan ASEAN - India Summit 2023 yang dibuka Presiden Joko Widodo pada 7 September 2023, di Jakarta, menyepakati komitmen pemimpin ASEAN dalam penguatan ketahanan pangan dan gizi menghadapi ancaman krisis, salah satunya melalui optimalisasi millet sebagai sumber pangan.

Upaya India ini patut diapresiasi sebagai langkah aktif negara ini untuk terlibat dalam mewujudkan ketahanan pangan regional dan global.

Pada saat sama, Indonesia harus mengambil peran strategis untuk terlibat dalam optimalisasi millet, tetapi harus dibingkai dalam konsep ketahanan pangan yang berbasis kemandirian dan kedaulatan pangan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan.

Millet dalam kerangka penganekaragaman pangan

Selaras dengan semangat UU pangan tersebut, millet harus ditempatkan dalam konteks penganekaragaman pangan berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

Mengapa? Karena millet di Indonesia bukan sesuatu yang baru. Mungkin istilah millet belum relatif populer, tapi sebagai istilah yang merujuk pada kelompok pangan serealia, kita tentu sedikit banyak mengenal sorgum yang sudah lama tumbuh di berbagai wilayah Indonesia.

Sorgum merupakan salah satu jenis millet yang sejak lama tumbuh dan berkembang di beberapa daerah. Beberapa jenis millet lainnya yang tumbuh di Tanah Air yaitu hotong, jawawut, dan hanjeli.

Sorgum banyak tumbuh di wilayah Nusa Tenggara Timur. Sedangkan jawawut ditemukan di wilayah Sulawesi Barat, NTT dan Jawa Barat. Sementara Hotong dan hanjeli dikenal di masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera.

Di luar millet sebetulnya masih banyak ragam pangan sumber karbohidrat yang jauh lebih populer, seperti sagu, talas, kentang, pisang, sukun, dan jagung.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com