Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Mbah Lindu, Penjual Kuliner di Yogyakarta Ini Berusia Lanjut dan Semangat Jualan

Kompas.com - 13/07/2020, 18:08 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Yogyakarta jadi salah satu kota yang punya kekayaan kuliner luar biasa.

Tak sedikit dari penjual kuliner di Yogyakarta yang tetap bersemangat jualan walaupun telah berusia lanjut.

Salah satu penjual lanjut usia adalah Mbah Lindu yang setia menjajakan gudeg sampai usia 97 tahun. Tiga tahun kemudian tepatnya Minggu (12/7/2020), Mbah Lindu meninggal setelah sempat tak ikut lagi jualan selama 2-3 tahun.

Baca juga: Mbah Lindu Meninggal, Begini Perjalanan Gudeg Legendarisnya di Yogyakarta

Selain Mbah Lindu, terdapat setidaknya 3 penjual kuliner di Yogyakarta semangat berjualan meski sudah berusia lanjut.

1. Cenil Mbah Satinem

Sama seperti Mbah Lindu, Mbah Satinem juga pernah muncul di serial dokumenter Street Food: Asia di Netflix.

Tak itu saja, aktor Korea Selatan Lee Seung Gi dan aktor Taiwan Jasper Liu juga sempat mampir ke sana kala mereka syuting untuk serial Twogether pada 2019 lalu, juga ditayangkan di Netlflix.

Mbah Satinem dengan tawanya yang khas bisa kamu temui duduk di tepi jalan sekitar Tugu Yogyakarta dengan tenggok penuh cenil.

Lokasi ia berjualan berada tepat di ujung depan ruko pertigaan Jalan Bumijo yang berbatasan dengan Jalan Diponegoro.

Seorang pembeli saat menunggu Mbah Satinem menyiapkan lupis. KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Seorang pembeli saat menunggu Mbah Satinem menyiapkan lupis.

Mbak Satinem mulai berdagang pukul 06.00 WIB sampai cenilnya habis, yakni bahkan sebelum jam sembilan pagi.

Setiap harinya Mbah Satinem yang lahir pada masa kolonial Jepang ini masih berjualan langsung ditemani anak keduanya, Mukinem.

Selain cenil, kamu juga bisa menemukan aneka jajanan tradisional seperti lupis, gatot, dan tiwul. Satu porsi lupis, gatot, tiwul, dan cenil buatan Mbah Satinem dibanderol dengan harga sekitar Rp 5.000.

2. Mangut Lele Mbah Marto

Belum sah rasanya jika menyebut mangut lele di Yogyakarta tanpa menyebut Mangut Lele Mbah Marto yang terletak di Jalan Sewon Indah, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Tak jauh dari kampus Institut Seni Indonesia (ISI).

Mbah Marto sendiri kini telah berusia sekitar 107 tahun. Namun semangatnya memasak masih terus ada. Ia masih sesekali membantu proses memasak dengan memberi tambahan bumbu masakan yang dimasak oleh anak-anaknya.

Hidangan andalannya, mangut lele, dimasak empat jam dengan kayu bakar sehingga rasanya begitu empuk dengan cita rasa asap yang khas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com