Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rakha Mahasiswa Tingkat Akhir Termuda ITB: Sempat Sulit Bersosialisasi

Kompas.com - 14/04/2024, 09:39 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Muhammad Rakha Dizionario, menjadi mahasiswa tingkat akhir termuda di Institut Teknologi Bandung (ITB) di usianya yang menginjak 19 tahun.

Rakha yang merupakan mahasiswa jurusan teknik geofisika angkatan tahun 2020 ini menjadi mahasiswa tingkat akhir termuda di ITB setelah tiga kali ikut program akselerasi.

Akselerasi ia jalani ketika masih mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan, Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca juga: Kisah Boy, Anak Petani Raih Beasiswa LPDP dan Kuliah S2 Gratis di UGM

Rakha bercerita, saat menjalani akselerasi di SD dan SMP ia lakukan atas keinginan dari orangtua, sedangkan mengambil jenjang akselerasi di SMA ia lakukan atas keinginan pribadi.

Saat menjalani program akselerasi di SD dan SMP, Rakha merasa tidak ada masalah, namun, ketika SMA, Rakha merasa dia tidak bisa aktif dalam organisasi dan ekstrakurikuler karena jadwal belajarnya yang cukup padat.

Untungnya, Rakha memiliki teman-teman dan lingkungan yang suportif sehingga ia masih bisa menjalani pendidikan dengan lancar di SMA.

Setelah lulus SMA, Rakha berhasil masuk ITB yang menjadi kampus impiannya melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Sempat kesulitan bersosialisasi

Memasuki Tahap Persiapan Bersama (TPB) di ITB, Rakha mulai merasa sedikit kesulitan untuk bersosialisasi karena usianya yang jauh lebih muda daripada teman-teman lain.

Namun, setelah memasuki jurusan dan himpunan, Rakha mulai bisa bersosialisasi dan memiliki banyak teman karena tidak adanya senioritas.

Baca juga: Beasiswa S1-S3 Gratis ke Romania, Ada Uang Saku dan Tanpa Batas Usia

Rakha pun berhasil menjadi ketua wisuda, tim kaderisasi, dan supervisi bidang pengembangan dan membuat soft skill-nya berkembang.

"Dengan saya mengikuti hal kayak begitu, itu ngembangin diri saya banget, saya enggak nyeselnya di situ, saya ikutin wadah itu, dan itu menurut saya menjadi pengalaman yang enggak bisa dilupain dan mengubah hidup saya," kata Rakha dikutip dari laman resmi ITB.

Fast track S2

Saat ini Rakha juga tengah menjalani program fast track untuk menyelesaikan S2 di ITB dengan lebih cepat dari waktu biasanya.

Pada semester 7 dan 8, Rakha juga sudah mulai mengambil mata kuliah S2, dengan demikian, Rakha berkesempatan menjadi peraih gelar master termuda di jurusan Rekayasa Pertambangan dengan memasuki angka 20 tahun.

Baca juga: Beasiswa S1 di 4 Kampus Terbaik Singapura 2024, Kuliah Gratis-Tunjangan

Rakha pun memberikan pesan pada para sesama mahasiswa akselerasi atau yang berniat mengikuti program fast track pada program studi yang akan dipilih.

Menurut Rakha, untuk memasuki program akselerasi, sebaiknya buat terlebih dahulu tujuannya yang paling visioner lalu membuat pertanyaan apakah memang perlu mengambil akselerasi atau tidak.

"Untuk fast track bisa menentukan dulu mau kerja atau S2 dulu. Menurut saya kalau mau S2 dulu, khususnya prodi Pertambangan, bisa memahami aspek pertambangan lebih dalam lagi," jelas Rakha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com