Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibanding Media Digital, Buku Cetak Unggul untuk Anak Usia Dini

Kompas.com - 03/04/2024, 09:50 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

KOMPAS.com - Tidak dapat dimungkiri bahwa teknologi digital pada era globalisasi telah merambah dunia perbukuan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya buku digital dan buku interaktif di internet.

Namun, sekalipun interaktif, media digital tidak akan mampu menghadirkan aroma kertas pada buku cetak, sensasi membalik halaman buku, merasakan tekstur kertas saat diraba, dan melihat berapa halaman lagi tersisa untuk dibaca.

Menurut penelitian University of Michigan pada 2019 (Munzer, T. G. et. al. (2019). Differences in Parent-Toddler Interactions with Electronic versus Print Books dalam Journal of Pediatrics 143 (4).), ditegaskan bahwa peran buku cetak tak tergantikan dan lebih unggul dalam kehidupan anak usia dini.

Hasil riset yang melibatkan 37 pasangan anak usia dini dan orangtua itu menunjukkan bahwa ternyata pembaca cenderung lebih interaktif ketika membacakan atau dibacakan buku cetak daripada buku digital.

Para responden berpendapat bahwa mengamati halaman buku lebih lama, serta bertanya dan saling menanggapi pertanyaan sebelum membuka halaman buku dapat membuat interaksi antara orangtua dan anak lebih berkembang.

Interaksi seperti ini tentu tidak terlalu banyak dilakukan saat responden membaca buku digital dengan judul yang sama.

“Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberadaan buku-buku bacaan dalam bentuk cetak masih sangat dibutuhkan, terutama guna menumbuhkan minat baca anak-anak sejak usia dini,” ujar Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud Ristek dalam siaran pers, (Rabu 3/4/2024).

Sehubungan dengan itu, Badan Bahasa setiap tahun menyusun dan menyediakan buku bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan anak-anak Indonesia, baik buku dalam bentuk cetak maupun digital.

“Buku-buku bacaan sebagai sumber pustaka pengayaan kegiatan literasi diharapkan akan menjadi daya tarik bagi anak-anak Indonesia untuk gemar membaca dan meningkat kemampuan literasinya sehingga setiap tahun kami menyusun bahan pengayaan literasi berupa buku bacaan bermutu,” imbuh Hafidz.

Baca juga: Kerek Literasi Membaca, Kemendikbud Bagikan Buku ke Anak-anak Saat Mudik Lebaran 2024

Upaya meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia tentu dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

Caranya tidak hanya terbatas dengan menyediakan buku-buku bacaan bermutu bagi anak-anak Indonesia, seperti yang telah dilakukan Badan Bahasa, Pusat Perbukuan, Perpustakaan Nasional, dan para penerbit swasta.

Kegiatan memanfaatkan buku-buku dengan cara yang menyenangkan dalam bentuk membaca nyaring (read aloud) pun penting dilakukan. Hal itulah yang dilakukan oleh ProVisi, Room to Read, Yayasan Litara, dan Reading Bugs.

“Jadinya, guna meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia, khususnya meningkatkan kemampuan literasi anak-anak Indonesia, sinergi dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan sangat diperlukan,” tegasnya.

Meski demikian, selain buku bacaan bermutu dalam bentuk cetak, Badan Bahasa juga menyiapkan fasilitas buku bacaan digital, buku komik, buku audio, dan buku video yang dapat diakses dalam bentuk buku digital.

Masyarakat dapat menikmati buku bacaan tersebut melalui laman budi.kemdikbud.go.id. Tersedia lebih dari 700 judul buku cerita yang menarik dan dapat dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan serta kesesuaian para pembacanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com