Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Kemendikbud: Cegah dengan Kampus Sehat

Kompas.com - 31/10/2023, 10:15 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbud Ristek, Prof. Nizam menyatakan, mahasiswa dan dosen yang depresi hingga bunuh diri bisa dicegah dengan menciptakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman (SAN).

Maka dari itu, seluruh sivitas akademika di kampus harus memiliki saling asah, asih, dan asuh.

"Itu harusnya tidak terjadi ketika kita saling peduli, kita saling asah, asih, dan asuh," kata Prof. Nizam di acara diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor bersama Cempaka Study Club di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/10/2023).

Baca juga: Kemendikbud Khawatir dengan Kasus Mahasiswa Bunuh Diri

Prof. Nizam menjelaskan, sejak diberi amanah menjadi pimpinan di Kemendikbud sejak 2020, dia terus menciptakan kampus yang sehat.

Dia memberi istilah SAN untuk dihadirkan dalam kampus, yakni sehat, aman, dan nyaman. Terkait sehat, hal itu dia sebut perlu dimaknai secara holistik.

"Pertama kita perlu dan pastikan sehat secara fisik. Masyarakat kampus itu rajin berolah raga, tidak merokok. Kemudian juga hidupnya sehat, imbang antara aktivitas akademik, aktivitas kebugaran, istirahat, dan sebagainya. Jadi sehat fisik itu penting," jelas Prof. Nizam.

Kemudian, sebut dia, sehat intelektual juga perlu diperhatikan. Di mana, sangat penting bagi mahasiswa untuk membangun kesehatan intelektual.

Itu, lanjut dia, dapat dilakukan dengan mahasiswa dan dosen dalam bertukar ide secara kritis, analitis, dan dapat dipercaya, tapi juga dikemas ke dalam solusi-solusi yang baik dan disampaikan secara santun.

"Karena kita masyarakat Timur. Jadi sehat intelektual. Kebebasan mimbar akademik, kebebasan akademik itu dijaga betul dan disampaikan dengan baik dan santun," jelas dia.

Kesehatan yang tak kalah penting adalah emosional atau psikologis. Sehat emosional membutuhkan prasarat yang banyak, termasuk di dalamnya sehat fisik dan sehat intelektual di atas.

Dia menyampaikan, kesehatan jiwa dan psikologis kerap dipandang hanya menjadi urusan psikolog serta pengampu bimbingan dan konseling. Padahal itu tidak benar.

"Tidak, menurut saya itu adalah kebutuhan kita semua dan bisa kita lakukan bersama-sama. Melalui kampus yang care, kampus yang caring, saling peduli,” jelas Nizam.

Karena, pemerintah menggaungkan agar kampus membangun safety, health, and environment.

Baca juga: Marak Mahasiswa Bunuh Diri, Kemendikbud Minta Kampus Lakukan Ini

Lanjut dia menyatakan, kesehatan psikologis harus dibangun tidak dengan satu program tersendiri. Unit yang mengurusi kesehatan psikologis, kesehatan emosional, memang diperlukan.

Namun, itu menjadi bagian dari pembelajaran secara bersama-sama.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com