Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNJ Inovasi Genteng dari Limbah Plastik, Harga Lebih Murah

Kompas.com - 14/10/2023, 15:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) membuat inovasi genteng plentong dari limbah plastik. Tentu hal ini untuk mengurangi persoalan sampah plastik.

Dilansir dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Jumat (13/10/2023), biasanya genteng plentong terbuat dari tanah liat maupun metal.

Tetapi PNJ coba menyelesaikan persoalan sampah/limbah plastik di masyarakat, yakni dengan memanfaatkannya menjadi alternatif bahan genteng.

Menurut Nunung Martina, dosen Teknik Sipil PNJ, sekaligus inovator genteng plentong berbasis limbah plastik, bahan ini bisa lebih fleksibel.

Baca juga: Action Figure Puntadewa dari Limbah Korek Api Gas, Inovasi Mahasiswa UGM

"Indonesia merupakan kawasan cincin api yang rutin mengalami gempa bumi, sehingga membutuhkan material bangunan yang lebih fleksibel. Ketika gempa, genteng tanah liat akan mudah hancur saat ambruk karena gempa," ujarnya.

Adapun genteng plentong berbasis limbah plastik karya Nunung ini akan menjadi salah satu produk inovasi insan dari sejumlah satuan pendidikan vokasi yang bakal dipamerkan pada Trade Expo Indonesia 2024, 18—22 Oktober 2023 mendatang di ICE BSD, Tangerang, Banten.

Kehadiran genteng plentong berbasis limbah plastik tersebut diharapkan dapat menarik minat industri untuk proses hilirisasi produk yang sudah melakukan serangkaian pengujian termasuk pengujian termal.

"Genteng ini aman bahkan saat kebakaran karena titik lelehnya cukup tinggi dan beratnya hanya setengah kilogram saja," tutur Nunung.

Untuk ide pengembangan genteng ini didasari oleh meningkatnya limbah plastik akibat konsumsi plastik yang juga terus meningkat dalam dua dekade terakhir. Tumpukan limbah plastik yang terus meningkat tentu berdampak pada persoalan lingkungan.

"Seiring dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2022 tentang Bangunan Gedung juga mendorong pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan selaras dengan alam," kata dia.

Ia menjelaskan, pembuatan genteng berukuran 25x33 centimeter ini sendiri dilakukan melalui program matching fund tahun 2022 dengan melibatkan sejumlah mahasiswa.

Saat ini, hampir 10 mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ikut serta dalam produksi genteng dari limbah ini. Proses riset terhadap limbah plastik dilakukan selama kurang lebih 6 bulan.
Setelah mendapatkan Matching Fund, Nunung mulai memproduksi genteng plastik dalam waktu 2,5 bulan.

"Kami menggunakan bahan plastik berupa Polibutilena Tereftalat (PBT), fiberglass, dan limbah plastik terpilih," jelasnya.

Sedangkan untuk harga genteng plentong ini dipatok cukup murah, yakni hanya Rp 8.000 saja. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan genteng berbasis tanah liat yang harganya sudah mencapai Rp 20.000 per unitnya.

Baca juga: Mahasiswa UNP Inovasi Spray Pembersih Brush Makeup

Untuk penggunaan genteng berbasis limbah plastik juga gampang, tinggal disambungkan saja sehingga tidak perlu mengganti genteng yang sudah ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com