Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Buruk, KPAI Sarankan Anak Kembali Belajar dari Rumah

Kompas.com - 16/08/2023, 15:41 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kualitas udara di Indonesia sedang tidak baik. Bahkan, menjadi terburuk di dunia per Rabu (16/8/2023) siang.

Dikutip dari laman IQAir pukul 14.13 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 167 dan duduk di peringkat pertama kota dengan polusi terburuk di dunia.

Baca juga: Satu University Milik Binus Sasar Kalangan Menengah dan Bawah

Untuk nilai polutan utamanya yakni PM 2,5 dan konsentrasi 86.4 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).

Dengan adanya hal itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung wacana work from home (WFH) bagi orangtua dan belajar dari rumah bagi anak-anak.

"Saya kira seruan banyak orang agar orang dewasa WFH sangat baik ya, begitu juga anak anak. Sambil menunggu udara normal kembali," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dalam keterangan resminya, Rabu (16/8/2023).

Dia mengaku, hak kesehatan anak penting diupayakan sejak dini, sebagaimana cita-cita UU Kesehatan yang baru agar anak-anak memiliki modal kesehatan yang tinggi sejak dalam kandungan.

"Saya kira Indonesia sudah punya pengalaman WFH dan belajar dari rumah. Sekolah pun sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar yang mengatur sekolah bisa di sekolah dan di luar sekolah sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.

Hal ini, menurut dia, penting mengingat kondisi fisik anak tidak sekuat orang dewasa.

Baca juga: IPB Berikan Golden Ticket untuk 15 Ketua OSIS, Berikut Namanya

"Bila mereka mengalami sakit, tidak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan. Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang dirasanya. Padahal mereka butuh diselamatkan dalam polusi udara ekstrem dan suhu tinggi di Jakarta," katanya.

Dia berharap, anak-anak juga diajak aktif menjadi pengurang dampak polusi udara ekstrem ini.

"Saya kira kondisinya sekarang suhu tinggi dan polusi udara, sehingga masing masing sekolah punya peran mengurangi dampak bencana, ikut aktif menyelamatkan anak anak dan lingkungan," jelas dia.

Ketika bisa menjaganya, manusia bisa ramah terhadap lingkungan dan kelestariannya, untuk mewarisi masa depan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih ramah untuk anak-anak Indonesia.

Dia menambahkan, segala upaya mengurangi polusi udara yang berbahaya ini perlu dilakukan, termasuk mengurangi tingkat perokok anak.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini 7 Penyakit akibat Udara Tidak Sehat

"Agar benar anak terbebas dari polusi udara sekitar," tukas Jasra Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com