Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Guru Belajar, Bekali Murid dengan Pembelajaran Sesuai Zaman

Kompas.com - 17/07/2023, 13:54 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dunia terus berubah, berbagai sektor kehidupan dituntut untuk beradaptasi agar mampu bertahan mengikuti perkembangan zaman. Begitu juga dengan dunia pendidikan.

Persaingan lulusan dalam mencari kerja kini tidak hanya berasal dari satu wilayah, namun dihadapkan dengan persaingan global.

Tidak hanya murid yang harus terus mengembangkan diri, sekolah dan pendidik juga dituntut untuk beradaptasi guna melahirkan lulusan kelas dunia.

Hanya saja, berbeda dengan dunia industri yang terbiasa dengan perubahan yang cepat, dunia pendidikan cenderung mengalami sedikit perubahan sehingga kerap menghadapi tantangan untuk beradaptasi.

Baca juga: 7 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia, Ada Binus hingga UMY

"(Usia) sekolah tua, sudah lama berkarya (menjadi guru), tidak pernah pindah sekolah, melakukan perubahan bisa jadi sulit," ujar Rektor Binus University, Prof Harjanto Prabowo dalam sesi sharing knowledge School Executive Excursion (SEE) yang berlangsung di Dorsett Tsuen Hotel, Hong Kong, Senin (17/7/2023).

Belajar menjadi kunci adaptasi dengan perkembangan zaman

Prof Harjanto mencontohkan, salah satu bukti sulitnya perubahan dalam dunia pendidikan ialah saat ada perubahan kurikulum. Tidak sedikit guru yang mengatakan mengalami tantangan saat mengaplikasikan Kurikulum Merdeka.

Hal tersebut juga dibuktikan dalam survei singkat yang diikuti oleh 76 peserta Binus SEE 2023. Satu dari sejumlah tantangan terbanyak yang dihadapi sekolah ialah terkait dengan kebijakan pemerintah seperti perubahan kurikulum.

Tantangan lain yang dihadapi sekolah adalah guru yang mengalami kesulitan beradaptasi dengan teknologi, persaingan dengan kompetitor atau sekolah baru, hingga budaya instan.

Seperti yang dipaparkan Kepala SMA Kristen Kasih Kemuliaan, Damaris Sukendra. Ia mengatakan, semakin lama mengajar, guru bisa mengalami kesulitan untuk mengikuti perkembangan zaman, seperti metode pembelajaran dan penguasaan teknologi.

Baca juga: Binus Buka Beasiswa 2023, Bisa Kuliah Gratis

“Semakin lama mengajar, guru bisa merasa seperti gelas, sudah penuh dengan pengalaman, kadang sulit menerima hal-hal baru karena dia sudah menerapkan selama 15 sampai 20 tahun,” ujar Damaris.

Setelah mengikuti empat kali kegiatan SEE, Damaris mengaku mendapatkan banyak wawasan, berbagi strategi, dan didorong untuk terus optimis dalam mengatasi tantangan tersebut.

“Walaupun sulit, kita harus tetap optimis seperti yang selalu diucapkan Rektor Binus Prof Harjanto. Percaya bahwa guru-guru bisa berubah kalau memang mau belajar demi anak-anak. Karena anak-anak zaman sekarang lebih kritis daripada zaman dulu. Bahkan, mereka bisa lebih tahu banyak hal dibanding gurunya di luar akademik. Sekarang saatnya, guru belajar,” ujarnya.

Sebagai upaya mengatasi tantangan yang terjadi di sekolah, Prof Harjanto mengajak 76 pemimpin sekolah yang hadir dalam SEE 2023 sesi Hong Kong untuk belajar, berbagi pengalaman dan mencari solusi. Pasalnya, tidak semua metode pembelajaran didapatkan guru hanya dari buku atau internet.

Menerima knowledge sharing dan berdiskusi aktif dari pengalaman orang lain, menurutnya sangat bermanfaat.

“Jangan sampai bertahun-tahun masalahnya itu-itu saja, tidak berubah, atau bahkan bertambah,” ujar Prof Harjanto.

Kepala SMA Kristen Kasih Kemuliaan, Damaris Sukendra (kiri) dan Kepala SMA Jubilee, Syuyarti (kanan).Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH Kepala SMA Kristen Kasih Kemuliaan, Damaris Sukendra (kiri) dan Kepala SMA Jubilee, Syuyarti (kanan).

Manfaat Binus SEE dirasakan oleh Kepala SMA Jubilee, Syuyarti. Menurutnya, pertemuan dengan banyak pemimpin sekolah membuatnya bisa berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan, menjalin kerja sama yang lebih baik dengan banyak pihak.

“Kegiatan ini positif sekali karena menyediakan ruang bagi kepala sekolah atau pendidik untuk bersama-sama berbagi dan berkembang bersama. Kalau tidak ada pertemuan seperti ini, kami sulit bertemu dengan kepala sekolah lain karena kesibukan. Seperti saya dengan ibu Damaris, karena kami sekamar, masalah yang saya hadapi bisa saya sharing dan ibu Damaris bisa membantu kasih solusi. Begitu sebaliknya. Sama-sama memperkaya dan menguatkan,” ujar Syuyarti.

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

Hingga saat ini, Binus University merangkul setidaknya 250 sekolah di Indonesia untuk menjadi mitra. Pimpinan Sekolah dari beberapa SMA Swasta dan Negeri difasilitasi untuk berbagi pengetahuan melalui kegiatan School Executive Excursion (SEE) yang diadakan rutin setiap tahun.

Tahun ini, Binus University menggelar Binus SEE 2023 yang salah satunya digelar di Hong Kong dengan membawa 76 Kepala maupun Wakil Kepala SMA dari beberapa daerah di Indonesia, 15-19 Juli 2023. Selain Hong Kong, Binus SEE sebelumnya juga digelar di sejumlah negara seperti Singapura, Taiwan, Korea, dan Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com