Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UMM Tanggapi Cuitan Viral Mahasiswa di Twitter soal Fasilitas Kampus

Kompas.com - 27/06/2023, 14:47 WIB
Nugraha Perdana,
Albertus Adit

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Belakangan ini, salah satu cuitan di Twitter tengah viral atau ramai menjadi perbincangan terkait salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang kecewa terhadap fasilitas kampus dan memilih pindah ke perguruan tinggi negeri.

Mahasiswa tersebut bernama Mohammad Rafi Azzamy yang diterima di Program Studi Antropologi Universitas Brawijaya (UB) melalui jalur SNBT 2023. Hal itu dapat diketahui melalui cuitan dalam akun Twitter-nya yakni @Rafilsafat.

Dalam cuitannya, akun tersebut menyematkan gambar tangkapan layar dari pengumuman hasil seleksi SNBT 2023 yang diunggah pada Sabtu (24/6/2023), pukul 14.23 WIB. Selain itu, terdapat pernyataan dari cuitan tersebut sebagai berikut:

"Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)—gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dll—itu sungguh menguras tenaga.

Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban ala Dosen UMM

 

Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM)," dikutip dari akun Twitter @Rafilsafat.

Sebelumnya akun tersebut membuat beberapa cuitan tentang perjalanan tidak mengenakan sebagai mahasiswa UMM selama satu tahun.

Seperti, bunyi yang dihasilkan dari fasilitas hiburan berupa perahu bebek yang kerap mengganggu saat kegiatan kuliah. Kemudian, larangan mahasiswa laki-laki berambut gondrong, sering ditemui kotoran kucing di gedung-gedung dan lainnya.

Sebagai bentuk kritik dan bahan instrospeksi

Terkait hal itu, Rektor UMM, Prof. Fauzan mengatakan, Rafi masih berstatus aktif sebagai mahasiswa semester 2 di Jurusan Hubungan Internasional, UMM.

Menanggapi cuitan yang ada, bagi Fauzan hal itu dianggapnya sebagai bentuk kritik dan bahan instrospeksi pihaknya untuk menjadi lebih baik.

"Kritik biasa, bagi kami itu sebagai bahan instrospeksi, ya saya kira penting bagi saya yang memimpin UMM, kritik itu penting sekecil apapun, termasuk soal kotoran kucing, itu ya penting, jangan-jangan bagian cleaning service tidak melaksanakan, kan bisa saja," kata Prof. Fauzan saat ditemui awak media pada Senin (26/6/2023).

Pihaknya juga tidak akan mempermasalahkan lebih lanjut atau hingga ranah hukum terkait hal tersebut. Namun, Prof. Fauzan mempertanyakan apakah cuitan-cuitan yang ada secara etika pantas untuk dipublikasi di media sosial atau tidak.

"Hanya persoalannya hal-hal yang seperti itu kemudian layak dipublish?, tetapi kita hargai," katanya.

Prof. Fauzan mengatakan, pihaknya selama ini telah berupaya mendidik Rafi untuk menjadi lebih baik. Termasuk memfasilitasi kemampuan menulisnya.

"Sebetulnya sudah kita dampingi, karena kemampuannya kan menulis waktu itu, ya sesuai dengan keahlian kita yang sukanya nulis itu sama ahli-ahli itu, tapi dia menghindar, tiba-tiba muncul seperti ini," terangnya.

Soal kritik dosen yang jarang masuk, Prof. Fauzan akan mencari tahu lebih lanjut kebenarannya. Menurutnya, semua hal bisa saja terjadi.

"Namanya orang mengkritik itu bisa saja betul, bisa saja tidak, bisa saja dari 15 kali pertemuan, sekali tidak masuk itu bisa saja, atau memang terjadi tidak masuk, itu sesekali, itu tentu saja menjadi bahan informasi bagi saya terutama sebagai pemimpin di UMM ini," katanya.

Sedangkan untuk keputusan Rafi dari awal masih menjadi mahasiswa baru tetap dipertahankan di kampus UMM karena menurutnya sudah menjadi kewajiban pihaknya.

Baca juga: Dosen UMM: Cara Mengatasi Stres jika Gagal Lolos UTBK SNBT 2023

"Karena kita ini pendidik, tugas pendidik dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dewasa menjadi dewasa, kampus ini tugasnya mendidik, kalau ada anak kurang benar ya diingatkan untuk menjadi lebih benar, persoalannya orang salah ngaku benar," ungkapnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com