Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Didi, Rela Tidak Cuci Darah demi Antar Anak UTBK 2023

Kompas.com - 10/05/2023, 11:05 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak hanya peserta, euforia pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2023 juga dirasakan oleh orangtua peserta.

Hal ini dapat dilihat dari semangat orangtua yang ikut serta mengantarkan anak-anak mereka untuk mengikuti UTBK 2023

Salah satu cerita inspiratif datang dari salah satu orangtua peserta UTBK di pusat UTBK Universitas Indonesia (UI), Fransicus Xavierus Didi.

Pria 56 tahun tersebut menjelaskan bahwa seharusnya hari ini ia menjalani cuci darah untuk sakit gagal ginjal yang dideritanya. Namun, ia rela menunda cuci darah hanya untuk mengantarkan anaknya untuk mengikuti UTBK di UI.

Baca juga: Cerita Peserta UTBK 2023: Soal Penalaran Matematika Cukup Sulit

“Seharusnya hari ini saya cuci darah, seminggu dua kali. Tapi hari ini saya mau antar anak UTBK,” tutur pria yang akrab disapa Didi kepada Kompas.com di pusat UTBK UI, Selasa (9/5/2023).

Antar anak yang punya impian masuk Kedokteran UI

Menurutnya, cuci darah dapat dilakukan keesokan hari. Ia lebih mementingkan untuk mengantarkan anaknya untuk mengejar mimpi menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI dengan mengikuti UTBK.

Lebih lanjut, Didi menjelaskan bahwa ini bukan pertama kali anaknya berkeinginan untuk kuliah di UI.

Sebelumnya, anak pertama Didi telah menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Pascasarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Baca juga: Cerita Peserta UTBK 2023: Belajar Minimal 3 Jam Per Hari hingga Survei Lokasi

Didi menjelaskan bahwa anaknya yang saat ini tengah berjuang untuk UTBK 2023 terinspirasi dari kakaknya.

“Anak saya yang pertama juga disini, S1 sama S2 nya di Fakultas Hukum UI. Sekarang sudah bisa punya lawfirm sendiri,” ucap Didi.

Saat ini Didi memutuskan untuk berprofesi sebagai supir angkutan kota untuk mengisi waktu. Ia mengatakan, meski anak-anaknya sukses dan memintanya istirahat di rumah, ia ingin tetap aktif berkegiatan agar tidak merasakan sakit. Dan menyupir menjadi salah satu kegiatan yang disukainya.

"Saya enggak mau di rumah aja, karena kalau di rumah jadi terasa sakit," ujarnya.

Didi mengatakan sangat mendukung penuh impian anak-anaknya untuk memiliki pendidikan tinggi.

“Yang bisa mengangkat kita kan pendidikan. Kalau saya mau melanjutkan pendidikan kan sudah tidak mungkin, sudah tua. Harapannya tinggal anak lah yang bisa mengangkat nama kita,” ujar Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com