Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Stepanie Arum, Putuskan Pindah Profesi dari Dokter Jadi Guru

Kompas.com - 05/04/2023, 14:48 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Stephanie Arum, seorang ibu dua anak yang berprofesi sebagai dokter memutuskan untuk beralih profesi menjadi guru.

Tekad tersebut semakin kuat setelah mengikuti program Ayo Jadi Guru yang diadakan oleh Kampus Guru Cikal (KGC) bersama Karier.Mu.

Baca juga: Syarat Nilai Rapor dan Ijazah 5 Sekolah Kedinasan, STAN hingga Kemenhub

Ayo Jadi Guru merupakan program belajar sekaligus kampanye untuk mengajak generasi muda menggeluti profesi guru.

Kompetensi yang dimiliki oleh alumni Ayo Jadi Guru diantaranya merdeka belajar, kemampuan mendesain pembelajaran, dan cerdas digital.

"Banyak banget hal baru yang aku dapatkan di Ayo Jadi Guru. Salah satunya, baru kebayang betapa luar biasanya jadi guru. Kalau dulu pas aku sekolah, dikasih buku lalu ujian. Kalau di Ayo Jadi Guru, profesi guru itu harus mikir dan kreatif," ucap Arum dalam keterangannya, Rabu (5/4/2023).

Dia mengaku kagum dengan program belajar yang diperuntukkan bagi calon guru ini.

Pasalnya, Ayo Jadi Guru mendobrak cara belajar dan berpikirnya selama ini. Seorang guru perlu memikirkan bagaimana agar pembelajaran tidak hanya menyenangkan namun juga bermakna.

"Belajar itu tak hanya menghafal. Aku kan dokter, orang mungkin akan bilang aku pintar, tapi mungkin pelatih Ayo Jadi Guru kalau lihat tugasku kemarin akan mikir, ini apaan ya? Di sini aku benar-benar baru tahu kalau jadi guru itu perlu terus belajar, perlu kemampuan riset, dan banyak lainnya," ungkap Arum.

Profesi guru yang selama ini sering mendapat pandangan sebelah mata tidak menyurutkan niat Arum.

Selain kecintaannya pada anak-anak, dia menilai, guru memiliki nilai lebih. Cara guru mendidik anak akan sangat menentukan bagaimana masa depan Indonesia.

"Berpengaruh ke masa depan. Kan inginnya Indonesia bergerak ke arah yang lebih baik. Dan bisa dimulai dari sini. Guru bisa mengubah generasi menjadi lebih baik dan kompeten. Nggak cuma anak sendiri, tapi juga anak-anak lain," tutur Arum.

Baca juga: Syarat Daftar Poltekim & Poltekip 2023, Kuliah Gratis Lulus Jadi CPNS

Orangtua dan sekolah harus kolaborasi

Sebagai orangtua yang aktif di dunia pendidikan, Arum menekankan, sekolah dan orangtua harus berkolaborasi.

Dia mengungkapkan, keterlibatannya di sekolah membuat anaknya menjadi lebih percaya diri karena mendapat dukungan penuh dari orangtua.

Ada banyak kolaborasi yang bisa dilakukan. Misalnya orangtua mengikuti program belajar bersama, aktif bakti sosial, dan jadi relawan program yang diadakan sekolah.

Pada kesempatan ini, sekolah dan orangtua juga bisa menyamakan tujuan dari proses belajar sang anak.

"Ke anak-anak ngaruh banget. Anak akan tanya, 'Kok ibu ke sekolah? Ibu ngapain? Oh Ibu belajar juga'. Dia jadi pede. Apalagi kalau orang tua jadi narasumber apa gitu di sekolah, itu anak bangga banget," tegas Arum.

Arum yang saat ini sibuk sebagai Ibu, berencana menjadi guru dengan status full time dua tahun mendatang.

Selama dua tahun ini, dia akan terus menjadi pelatih pendidikan keluarga bersama komunitasnya di KeluargaKita.

Baca juga: 4 Sekolah Kedinasan 2023 Ini Tanpa Ada Syarat Tes Fisik, Apa Saja?

"Sebagai orangtua yang sudah banyak terjun di dunia pendidikan, ikut bootcamp untuk jadi guru, harapannya ketika bertemu orangtua murid, aku jadi bisa lebih berempati. Bisa ngasih contoh yang lebih real. Dan menunjukkan kalau pendidikan itu utamanya ya di orangtua," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com