Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Calistung Masuk SD Dihapus, Pakar UM: Anak Bisa Bertahap Asah Kemampuan

Kompas.com - 30/03/2023, 21:48 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Ristek Nadiem Makarim membuat kebijakan penghapusan tes kemampuan baca, tulis, dan berhitung (Calistung) sebagai syarat masuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

Nadiem melarang sekolah melakukan tes calistung bagi SD dalam penerimaan siswa baru.

Baca juga: Mendikbud: PPDB Masuk SD dan MI Tidak Perlu Tes Calistung

Ramainya hal tersebut ditanggapi Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya Holy Ichda Wahyuni.

Holy menyebut, menghapus syarat calistung (membaca menulis berhitung) ketika masuk SD dengan tidak memperkenalkan kemampuan calistung adalah dua hal yang berbeda.

Menurut dia, penghapusan syarat ini akan memberikan dampak, terutama pada pola pendidikan anak usia dini (PAUD) menjelang masuk usia SD.

"Belakangan memang banyak fakta di lapangan, bagaimana orangtua berupaya sangat keras, agar anak-anak mereka dapat mengusai calistung sebelum masuk SD, bahkan anak-anak usia dini banyak yang diikutkan les calistung dengan alasan bahwa orangtua tidak ingin melihat anaknya jauh tertinggal dengan teman-temannya saat masuk SD," ucap dia mengutip laman UM Surabaya, Kamis (30/3/2023).

Holy menyebut, penghapusan syarat ini membuat orangtua bisa mendapatkan ruang yang longgar untuk mengatur ulang pola pendidikan untuk anak-anak.

"Anak-anak dapat kita beri kesempatan juga untuk lebih mengeksplor masa kanak-kanaknya secara perlahan, tidak harus semua kemampuan (calistung) dipaksakan secara tergesa-gesa," jelas dia.

Menurutnya, ada banyak kemampuan dan keterampilan lain yang tidak bisa orangtua abaikan ketika dalam proses pengasuhan anak usia dini.

Seperti konsep emosi, mengenali perasaan, bonding keterbukaan dengan orang tua dalam interaksi yang harmoni.

Konsep ini, sebut dia, tidak kalah pentingnya dalam mempersiapkan anak sebelum masuk SD.

Baca juga: 15 Daya Tampung Jurusan Kedokteran Terbanyak UTBK SNBT 2023

"Orangtua tentu boleh mengenalkan calistung sederhana pada anak-anak, dalam nuansa bermain. Namun yang perlu menjadi kesadaran bersama, ketika masuk SD namun anak belum memiliki kemampuan yang bagus dalam calistung hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan fatal," tutur dia.

Holy juga mengaitkan dengan teori perkembangan anak yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan “Jean Piaget”, bahwa pada usia 2-7 tahun (usia pra sekolah hingga usia awal masuk SD) masih masuk pada tahapan pra operasional.

Tahap ini anak belum bisa diajak berpikir abstrak dan mengungkapkan pemikiran logis.

Dia menjelaskan, pada tahap kognitif anak pada fase ini banyak berkaitan dengan hal-hal simbolik, seperti gambar-gambar.

Sementara itu, pada usia 7-11 tahun (usia SD) anak sudah mulai dapat diajak berpikir logis, seperti mempelajari matematika.

Baca juga: Menteri Nadiem Kesal Tes Calistung Jadi Syarat Anak Masuk SD

"Dari sini tentu kita tahu, bahwa selama di SD mereka masih bisa belajar dan berlatih secara optimal sesuai tahap perkembangannya pada kemampuan calistung. Tentu saja, kurikulum di SD memberikan banyak ruang dan dukungan untuk tercapainya kemampuan tersebut," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com