Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Indonesia Raih Medali Emas International Blockchain Olympiad 2022

Kompas.com - 28/10/2022, 19:50 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Siswa kelas 12 di Jakarta Intercultural School, Collin Junus menerima medali emas di International Blockchain Olympiad (IBCOL 2022) dalam kategori Sustainable Development Goal (SDG) 2.

Acara ini diadakan secara virtual dari 24-27 Oktober yang diikuti oleh kontestan dari lebih dari 15 negara di seluruh dunia.

Baca juga: Kisah Ale, Wisudawan ITB dengan IPK Tertinggi 3,98

Dari 17 penerima SDG Awards di seluruh dunia, dia satu-satunya dan perwakilan Indonesia pertama yang menerima penghargaan ini.

International Blockchain Olympiad (IBCOL) adalah kompetisi blockchain paling ketat di dunia untuk siswa yang mempromosikan pendekatan disiplin dan multidisiplin untuk membangun aplikasi blockchain.

Setelah IBCOL 2022, pelaksanaan IBCOL 2023 akan diadakan di Amsterdam.

Dari kompetisi tahun ini, Collin menghabiskan satu tahun untuk meneliti dan mengimplementasikan proyek pertanian blockchain "NASI Token" di bidang Bali dan Cianjur.

Tahun lalu di IBCOL 2021, Collin mewakili Indonesia di babak Final yang diadakan di Dhaka, Bangladesh.

Pada saat itu, dirinya memenangkan penghargaan berdasarkan kategori kemampuan.

Dia mengaku, dirinya merasa diberkati untuk menerima medali emas di IBCOL terakhir yang dijalaninya.

"Tahun lalu, kami berhasil mencapai final. Tahun ini, kerja keras kami akhirnya terbayar," ungkap dia dalam keterangannya, Jumat (28/10/2022).

Dia berharap penghargaan ini dapat menginspirasi mahasiswa Indonesia lainnya untuk memaksimalkan ambisi dan inovasi mereka.

Baca juga: 2 Sekolah Kedinasan Tidak Gunakan Syarat Tinggi Badan, Ini Dia

Di JIS, Collin telah mengenal berbagai aktivitas sosial, seperti JIS Metaverse yang didirikannya.

JIS Metaverse adalah pusat inovasi blockchain dengan lebih dari 100 anggota, dengan misi untuk menghubungkan jembatan teknologi modern dan literasi keuangan dengan siswa sekolah menengah.

Collin juga mendirikan Cryptography4Everyone, sebuah gerakan bersama Kemendikbud Ristek untuk membuat kurikulum kriptografi di sekolah menengah nasional yang akan digunakan di kelas matematika dan ilmu komputer.

Setelah mempelajari cara membuat kode kriptografi dengan Python, dia ingin mengajari rekan-rekannya cara membuat proyek dan algoritma yang menyenangkan.

Dia percaya bahwa siapa saja dapat menciptakan dampak besar bagi masyarakat.

"Kita hanya perlu mengambil langkah pertama untuk tindakan nyata," tutur dia.

Dia memulai inisiatifnya untuk berinovasi secara sosial di blockchain dan AI (kecerdasan buatan) pada usia 15 tahun.

Baca juga: Ini Respons Mendikbud Ristek Soal Penghapusan PR Siswa SD dan SMP

"Dan saya ingin menunjukkan kepada dunia jika anak berusia 15 tahun dapat melakukannya, maka siapa pun bisa, dan kita harus mengambil langkah pertama sekarang karena tidak pernah terlalu terlambat," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com