Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Wanita Garuda Indonesia Ini Ternyata Alumnus S2 Kenotariatan Undip

Kompas.com - 25/07/2022, 05:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan yang tinggi akan menjadi modal dalam berkarier sampai kapanpun. Hal inilah yang menjadi pegangan hidup seorang pilot wanita bernama Soraya Syahnaz.

Tapi menariknya, Soraya yang berkarier sebagai pilot tersebut adalah alumnus Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum (MKN FH) Universitas Diponegoro (Undip).

Lantas, apakah ada hubungan antara kenotariatan dengan dunia penerbangan? Soraya memberikan penjelasannya.

Baca juga: Mahasiswa UNY Bimbing ABK sampai Bisa Calistung

Ternyata, Soraya sudah bercita-cita menjadi seorang pilot wanita. Tetapi, dia juga mengenyam pendidikan S1 bahkan melanjutkan kuliah S2.

Banyak hal baru yang dipelajari

Baginya, kampus MKN Undip salah satu yang terbaik pada saat melakukan pencarian kampus-kampus unggulan.

Selain itu banyak hal baru yang dapat dipelajari baik akademis maupun non akademis selama berkuliah, itulah alasan ketertarikannya belajar ilmu kenotariatan sejak 2009.

Kesan yang didapatkan sewaktu kuliah di Undip yaitu saat dirinya kali pertama harus merantau dan jauh dari orang tua, karena kedua orang tuanya yang berdomisili di Jakarta.

"Awalnya terasa begitu berat dijalani karena harus benar-benar mandiri dan berjuang untuk melakukan semuanya sendiri," ujarnya dikutip dari laman Undip, Minggu (24/7/2022).

"Tapi Alhamdulillah dengan berjalannya waktu semua dapat saya lalui dengan baik," imbuhnya.

Baca juga: Peneliti ITB: Mahasiswa Teknik Dirgantara Didorong Ciptakan Inovasi Baru Masa Depan

Dia menceritakan pengalamannya terjun dunia penerbangan dimulai usai meraih gelar sarjana lalu dilanjutkan dengan mengikuti ujian masuk sekolah Penerbang di Bali International Flight Academy (BIFA) yang berlokasi di Buleleng, Bali Utara.

Dimana saat itu PT. Garuda Indonesia memiliki program kerjasama dengan BIFA. Jika lulus BIFA, maka langsung dapat masuk dan bergabung ke Garuda Indonesia.

"Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan diterima untuk mengikuti program pelatihan penerbang di BIFA. Pendidikan yang harus saya tempuh kurang lebih 10 bulan," jelasnya.

Setelah itu, ia baru melakukan program pendidikan penerbang di Garuda Indonesia, sebagai First Officer (FO) jenis pesawat Boeing 737-800 yang hingga saat ini masih dia kemudikan.

Ternyata terinspirasi ayahnya

Namun, karena terinspirasi dengan ayahnya yang juga seorang pilot, ia diminta sang ayah untuk mengenyam pendidikan hingga S2 tepatnya di program studi Magister Kenotariatan Undip.

Baginya pendidikan itu adalah nomor 1. "Dulu saya sering dibilang 'capek-capek sekolah sampai S2 Notaris, tapi akhirnya jadi Pilot', tapi menurut saya itu tidaklah benar," tegas Soraya.

Akan tetapi, dia berpendapat, tidak ada yang capek untuk menuntut ilmu, pendidikan yang tinggi akan menjadi modal kita berkarier sampai kapanpun.

Baca juga: KPU Jateng Ajak Mahasiswa Unnes Sukseskan Pemilu 2024

Seperti saat pandemi ini, dimana penerbangan sangat berdampak buruk, ia merasa masih punya dasar pendidikan sebagai notaris jika memang saya tidak bisa menjadi Pilot lagi.

"Maka jangan pernah merasa malas atau bosan untuk menuntut ilmu, itu semua akan sangat berguna dan menjadi bekal untuk kita nantinya bekerja di mana pun," pesan Soraya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com