Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Bimbing ABK sampai Bisa Calistung

Kompas.com - 23/07/2022, 13:19 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berbagi cerita ketika ikut Program Kampus Mengajar di SD 3 Sadang Kabupaten Kudus Jawa Tengah.

Dia adalah Eko Prastyo, mahasiswa Program Studi Kebijakan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

"Saya tidak menyangka perjalanan pengabdian yang saya kira berat tetapi semua berbanding terbalik ketika mulai dijalani dengan ikhlas," ujarnya seperti dikutip dari laman UNY, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: Percepat Penuruanan Stunting, Tanoto Foundation Kolaborasi Pemprov Jateng

Menurut Eko, keputusan besar ia ambil untuk mengambil langkah kontribusi nyata sebagai salah satu implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi ‘Pengabdian Kepada Masyarakat’.

"Tidak pernah terbayangkan bahwa saya menjadi seorang guru yang duduk di dalam kelas dan memberikan materi kepada siswa, tapi semua itu bisa saya dapatkan ketika saya mengikuti Kampus Mengajar," terangnya.

Jadi pengalaman berharga

Dikatakan, salah satu pengalaman yang tidak terlupakan adalah saat menghadapi salah satu siswa di SD 3 Sadang yang berkebutuhan khusus.

Kebutuhan khusus yang diderita oleh si anak adalah tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan sehingga ketika berjalan mengalami kendala dan untuk menulis juga masih susah karena kadang tangan kanannya kaku dan sulit untuk digunakan.

Siswa kelas 5 tersebut diberikan ruang khusus untuk guru memberikan bimbingan secara langsung, sedangkan siswa yang lain fokus pada mata pelajaran yang sedang diajarkan.

"Saya berikan latihan untuk membaca, menulis dan menghitung garis sederhana agar bisa sedikit mengerti mengenai calistung agar bisa seperti teman-temannya di kelas," paparnya lagi.

Anak pasangan Nur Kholis, seorang buruh dan Darminah, karyawan swasta tersebut juga memberikan pelajaran atau pelatihan mengenai penggunaan laptop untuk media pengerjaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Baca juga: Peneliti ITB: Mahasiswa Teknik Dirgantara Didorong Ciptakan Inovasi Baru Masa Depan

Meski agak sulit namun siswa berkebutuhan khusus itu mau untuk mencoba cara mengetik nama, berhitung secara sederhana dan membaca soal sedikit demi sedikit di website latihan soal AKM yang memuat mengenai literasi dan numerasi.

Dan pada saat AKM berlangsung anak berkebutuhan khusus (ABK) itu diberikan ruangan tersendiri oleh wali kelas untuk mengerjakannya, sedangkan siswa yang lain diawasi oleh guru dari sekolah lain.

Adapun teknik lainnya untuk tetap memberikan pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus ini adalah dengan cara memberikan waktu lebih untuk belajar mengenai calistung yang sesuai dengan keinginannya pada saat itu.

"Hari ini dia ingin belajar menulis berarti saya memberikan pelajaran menulis kata. Atau kalimat atau mungkin dia ingin membaca berarti saya memberikan buku bacaan untuk dibaca kata per kata atau kalimat serta begitupun dengan menghitung," kata Eko.

Hal itu dilakukan agar pembentukan kultur pembelajaran pada dirinya mulai terbentuk karena pembelajaran yang fleksibel karena sesuai dengan apa yang diharapkan.

Baca juga: Beasiswa LiniMuda bagi SMA-S1, Beri Rp 10 Juta Per Semester

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com