Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulus Kuliah Ingin Kerja di Pertambangan? Simak Dulu Kiat-kiatnya

Kompas.com - 19/07/2022, 19:17 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Bila kamu memiliki keinginan untuk bekerja di perusahaan tambang, selain mengetahui bahwa pekerjaan ini memiliki prospek yang menjanjikan, kamu juga perlu memahami bahwa ada sejumlah tantangan dan risiko yang harus dijalani.

Berupaya menyiapkan mahasiswa yang siap berkarier di pertambangan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar career talk bertajuk Mining Engineer’s Success Strategies. Kepala teknisi PT Freeport Indonesia (PTFI), Welly Sugiarto Raharjo hadir memberikan sejumlah kiat-kiat berkarier di pertambangan.

Dilasir dari laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Welly memberikan kiat-kiat dalam berkarier di bidang pertambangan, khususnya pada pertambangan bawah tanah yang menjadi andalan PTFI.

Menurutnya, penambangan bawah tanah cukup jarang di Indonesia sehingga memiliki tantangan tersendiri.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Kemendikbud Buka 40.000 Kuota Calon Guru di PPG

Tiga tantangan berkarier di bidang pertambangan

Dari karakteristik ranah kerja pertambangan bawah tanah tersebut, Welly menyampaikan bahwa setidaknya terdapat tiga tantangan dalam berkarier di bidang pertambangan.

Tantangan pertama berkaitan dengan potensi runtuhnya bebatuan yang menjadi tantangan utama ketika bekerja di pertambangan bawah tanah.

Oleh karena, itu diperlukan penciptaan sistem penyanggaan yang kuat pada akses terowongan pertambangan untuk meminimalkan risiko tersebut. Selain itu, tambahnya, sistem monitoring yang baik juga harus dikembangkan guna menjaga keselamatan para pekerja.

“Karena itu dibutuhkan tim geoteknik yang solid untuk menangani tantangan ini,” tegasnya.

Sementara itu, tantangan kedua terdapat dalam proses eksplorasi dan eksploitasi bawah tanah juga memungkinkan adanya risiko infeksi gas beracun.

Baca juga: 3 Program Magang Kementerian Keuangan 2022, Mahasiswa Cek Infonya

Welly menjelaskan bahwa semakin dalam tanah yang digali semakin banyak pula kantong gas beracun ditemukan.

Kantong gas beracun ini dapat berakibat fatal bagi para pekerja sehingga setiap penambangan harus dilengkapi dengan sistem regulasi yang baik dan harus memiliki alat pendeteksi gas.

Alumni Universitas Indonesia (UI) ini juga menerangkan bahwa para pekerja di penambangan bawah tanah juga perlu diberi pelatihan cara menghadapi situasi mendesak ketika bekerja di terowongan pertambangan.

Mereka akan dilengkapi alat pelindung diri, seperti masker dan tabung oksigen mini yang bisa dibawa bepergian untuk membantu pengendalian risiko keselamatan kerja dalam pertambangan.

Di akhir, Welly memberikan nasihat kepada mahasiswa yang hendak terjun ke dunia pertambangan untuk terus memperdalam kemampuan hardskill yang seimbang dengan softskill sejak bangku perkuliahan.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti 1 Tahun Lulusan SMA-SMK dan D1-S1, Segera Daftar

Menurutnya, bekal keahlian di bidang geoteknik sangat penting, di samping keilmuan ventilasi dan sistem pengairan. Mengingat persaingan masuk ke dunia pertambangan akan semakin meningkat di masa depan setelah dibukanya lahan penambangan baru.

Welly juga berpesan agar mahasiswa selalu bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan dan berpikiran terbuka. Baginya, meninggalkan kesan yang baik dengan orang lain terutama di lingkungan pekerjaan sangat penting.

Terlebih, di dunia pertambangan seseorang tidak bisa bekerja sendiri sehingga kemampuan kolaborasi sangat dibutuhkan.

“Tunjukkan bahwa kita punya potensi yang baik dan layak diberi kesempatan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com