KOMPAS.com - Generasi sandwich adalah kondisi ketika generasi muda (orang dewasa) harus membiayai dua generasi lainnya yaitu anak-anak dan generasi tua, disamping tentunya membiayai dirinya sendiri.
Artinya generasi muda tersebut selain membiayai diri sendiri dan pasangannya, juga membiayai anak-anaknya serta orangtua atau mertuanya.
Baca juga: Sering Minum Kopi? Ini 5 Dampaknya Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya
Dengan demikian generasi sandwich memiliki beban finansial yang lebih besar dari pada generasi muda pada umumnya yang hanya membiayai diri sendiri dan keluarga intinya.
Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (IKK Fema) IPB, Dr. Istiqlaliyah Muflikhati menjelaskan, jika berada dalam posisi ini, hal yang terpenting adalah adanya perencanaan dalam pengelolaan keuangan.
Salah satu bentuknya adalah dengan menabung.
"Sebenarnya menjadi generasi sandwich itu dianggap beban atau tidak tergantung dari mindset kita. Jika dianggap beban akan menjadi beban, sebaliknya jika dianggap sebagai ibadah, maka akan terasa ringan atau biasa saja," kata dia melansir laman IPB, Sabtu (9/7/2022).
Dia mengatakan, jikalau memberi nafkah kepada anak dan isteri merupakan suatu kewajiban dan nafkah yang paling utama menurut agama, maka memberi nafkah kepada orangtua juga tidak kalah utamanya.
Itu karena merupakan salah satu perwujudan bakti kepada orangtua.
Dia menyebut, memberi nafkah kepada orangtua akan memperlancar rezeki.
Baca juga: Pakar Sinema Unair: Faktor Ini yang Buat Sukses Film Ngeri-Ngeri Sedap
Kuncinya adalah memiliki perencanaan keuangan yang baik sejak muda.
"Disamping generasi sandwich, sekarang juga masih banyak generasi muda yang masih menggantungkan hidupnya kepada orangtuanya. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi, jika sejak muda sudah melakukan manajemen keuangannya dengan baik, salah satunya dengan rutin menabung," jelas dia.
Adapun tips menabung yang ditawarkan bagi generasi sandwich, sebagai berikut:
Pertama, mengganti paradigma dari "menabung itu kalau ada sisa" menjadi "pendapatan harus disisihkan dulu untuk tabungan baru untuk pengeluaran lainnya".
Jadi, kamu harus menguatkan kuatkan tekad untuk menyisihkan sebagian (10 persen atau berapa saja) setiap memperoleh pendapatan untuk ditabung.
Baca juga: Pakar UGM Ungkap Jenis Cacing Parasit yang Bisa Menginfeksi Manusia
Prinsip alokasi pendapatan adalah 3 S. Yaitu, spending (pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari), saving (menabung atau investasi), dan sharing (berbagi, atau sedekah, infaq dan lain-lain yang akan menjadi tabungan untuk akhirat).