Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andaru Psikologi Untar
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Kolom bincang masalah mahasiswa bersama Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Andaru memiliki makna yang sarat akan kebahagiaan. Kolom ini mengajak pembaca membahas masalah seputar kehidupan mahasiswa, baik terkait akademik maupun non-akademik.

Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Untar melalui kontak: 081292926276, email layanan: konsul.psikologi@untar.ac.id

Fakultas Psikologi Untar memiliki program sarjana, magister, dan profesi.

Lokasi: Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat. Website: http://untar.ac.id

Kenali Perilaku Bullying pada Anak-anak dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 08/06/2022, 18:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Dian Ihsan

Oleh: Agung Valerama (Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara) | Agoes Dariyo (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Bullying atau dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan menjadi perundungan dijelaskan oleh American Psychological Association (APA) sebagai bentuk perilaku agresif yang berulang atau sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang tujuannya adalah untuk menyakiti seseorang atau membuat seseorang merasa tidak nyaman.

Bentuk-bentuk bullying bisa berupa kontak fisik (seperti mendorong, memukul, ataupun menendang), perkataan (seperti hinaan dan pencemaran nama), dan sosial (seperti mengucilkan).

Baca juga: Ikut Jalur Mandiri S1 UGM 2022? Intip 10 Prodi Terketat Tahun Lalu

Dilansir dari data yang terdapat di situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ada 37.381 kasus bullying yang terjadi di tahun 2011 sampai 2019, dari kasus-kasus tersebut 2.473 di antaranya terjadi dalam lingkungan pendidikan.

Untuk tahun 2021, telah terjadi sebanyak 1.138 kasus kekerasan fisik dan atau psikis pada anak. Di antara 1.138 kasus tersebut, terdapat 574 kasus kekerasan fisik pada anak dan terjadi 515 kasus kekerasan psikis pada anak.

Pada tahun 2018, Indonesia berada di posisi ke-5 dari 78 negara paling banyak dengan kasus murid yang mengalami bullying dengan persentase 41,1 persen.

Dari banyaknya kasus bullying di lingkungan pendidikan, sebagian besar kasus bullying ini didominasi oleh murid Sekolah Dasar (SD).

Siapa pelaku bullying?

Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perilaku bullying dapat diidentifikasikan secara sengaja melakukan tindakan yang bertujuan untuk menyakiti ataupun menimbulkan merugikan orang lain.

Karena, mereka merasa bahwa dirinya lebih baik daripada korban perilaku bullying.

Baca juga: Intip 5 Kampus Swasta Termahal di Indonesia dan Pilihan Prodinya

Selain itu, seseorang yang melakukan perilaku bullying biasanya juga merasa bahwa mereka memiliki kekuatan, otoritas, wewenang, atau kekuasaan lebih dibandingan orang lain (korban).

Tersangka bullying juga biasanya tiak memiliki empati (mampu merasakan, ataupun memikirkan perasaan orang lain).

Sehingga perilaku agresif yang dilakukan pada korban tidak memberikan dampak negatif apapun bagi tersangka (dalam beberapa kasus, tersangka menganggap bahwa hal tersebut sebagai lelucon semata).

Lingkungan pendidikan juga tidak lepas dari potensi untuk seseorang atau sekelompok orang menjadi tersangka bullying.

Mereka yang melakukan perilaku bullying seperti kakak kelas yang menindas adik kelas (senioritas), teman sebaya lelaki pada perempuan (maupun sebaliknya), dan antar teman sebaya.

Selain itu, dilansir dari rilisan KPAI mengenai pelanggaran hak anak pada tahun 2018, kekerasan yang dialami pada anak di sekolah sebagian besar dilakukan oleh tenaga pendidik daripada antar anak sekolah.

Baca juga: Pakar UNS Ungkap Solusi Permasalahan Sampah yang Menggunung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com