Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakultas Kedokteran I3L Integrasikan VR dan Metaverse dalam Pembelajaran

Kompas.com - 31/05/2022, 19:16 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas kedokteran Indonesia International Institute for Life Sciences (FK I3L) tengah mempersiapkan integrasi teknologi virtual reality (VR) dan Metaverse ke dalam pembelajaran.

Melalui rilis resmi (31/5/2022), Markus Santoso, visiting professor di I3L yang telah berkecimpung dalam dunia riset VR dan Metaverse selama satu dekade terakhir menyatakan, teknologi imersif (VR dan Metaverse) sudah memasuki fase mature.

Ia menyampaikan, VR dan Metaverse sudah siap diintegrasikan lebih dalam ke dunia kedokteran, termasuk aplikasinya pada dunia pendidikan kedokteran.

“Dengan adanya penggunaan Metaverse dalam dunia kedokteran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di negara kita dan salah satu pondasi awal yang dapat dilakukan adalah aplikasi VR dan Metaverse di level universitas. Pondasi inilah yang saat ini sedang dibangun secara serius oleh I3L," ungkap Santoso.

Melalui aplikasi Metaverse, para mahasiswa kedokteran I3L dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online dengan kualitas pengajaran yang setara dengan kelas atau lab onsite.

Pendidikan kedokteran melalui VR dan Metaverse dapat menawarkan simulasi lebih konkrit dengan level interaksi yang mirip dengan kegiatan pembelajaran di kelas atau lab tradisional.

“Misalnya dalam proses pembelajaran mengenai pembedahan, para mahasiswa perlu memahami banyak hal seperti penggunaan instrumen alat bedah, langkah-langkah dalam prosedur operasi tersebut, termasuk potensi kejadian tak terduga seperti pendarahan, level oksigen pasien yang mendadak drop dan lain-lain," ungkap Markus Santoso.

"Hal ini adalah sesuatu yang cukup menantang untuk dijalankan pada sesi lab praktikum konvensional, namun VR dapat mensimulasikan hal-hal tersebut dengan sangat detail dan riil," jelasnya.

Jika VR dapat mereplika dan memperkaya sesi simulasi pembedahan, Metaverse dapat memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dan profesor atau instruktur sehingga proses knowledge transfer dan sesi pembelajaran jarak jauh tersebut menjadi lebih berkualitas.

Baca juga: Beasiswa Kedokteran UMY, Bebas Biaya Kuliah dan Biaya Hidup

"Dengan adanya Metaverse, mahasiswa kedokteran I3L dapat memahami sesi pembelajaran seperti proses pembedahan secara lebih mendalam dengan menggunakan simulasi interaktif dengan resiko yang lebih sedikit," ungkap Santoso.

Ia juga menjelaskan, VR dan Metaverse juga memiliki keunggulan unik dibanding media tradisional seperti layar komputer atau televisi di mana VR dan Metaverse mampu menyajikan informasi, baik itu ruang, data dan lain-lain, dalam format 3D atau spasial.

"Tanpa kita sadari dunia kedokteran banyak menggunakan data yang sebenarnya bersifat 3D atau volumetrik seperti foto hasil USG, foto X-Ray dan lain-lain, namun terpaksa divisualisasikan dalam format 2D karena keterbatasan media tradisional," ungkapnya.

VR dan Metaverse mampu memvisualisasikan data-data medis dalam format volumetrik sehingga data yang tersaji lebih holistik dan hal ini menjadi krusial bagi dunia kedokteran agar praktisi Kesehatan dapat melakukan analisa yang lebih cermat dan membuat keputusan yang lebih tepat bagi pasiennya.

Ketika aplikasi VR dan Metaverse ini sudah diintegrasikan dengan pedagogi pengajaran di sekolah kedokteran dan diperkenalkan sejak masih di level mahasiswa, maka kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan meningkat signifikan di masa akan datang.

Markus Santoso juga meyakini, VR dan Metaverse dalam dunia kedokteran juga memiliki potensi untuk menawarkan pendekatan baru pada dunia layanan kesehatan seperti sesi konsultasi antara dokter-pasien atau terapi kesehatan.

Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran 2022: UGM, UI, Undip, Unpad

 

“Dengan adanya gelombang inovasi dalam dunia kesehatan khususnya kedokteran, Metaverse dapat memberi nuansa telekonsultasi yang lebih humanis dengan interaksi yang lebih natural antara penyedia layanan Kesehatan dan pasien," pungkas Santoso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com