Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andaru Psikologi Untar
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Kolom bincang masalah mahasiswa bersama Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Andaru memiliki makna yang sarat akan kebahagiaan. Kolom ini mengajak pembaca membahas masalah seputar kehidupan mahasiswa, baik terkait akademik maupun non-akademik.

Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Untar melalui kontak: 081292926276, email layanan: konsul.psikologi@untar.ac.id

Fakultas Psikologi Untar memiliki program sarjana, magister, dan profesi.

Lokasi: Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat. Website: http://untar.ac.id

Cara Memandang Masa Depan agar Mahasiswa Bisa Hidup Sukses

Kompas.com - 20/04/2022, 13:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Dian Ihsan

Oleh: Farhah Kamilatun Nuha (Mahasiswa Psikologi Profesi Jenjang Magister, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara) | Naomi Soetikno (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Setiap individu, baik mahasiswa, siswa, dan lainnya memiliki kecenderungan untuk memiliki perspektif akan masa lalu, masa kini, dan masa depan, dan bagaimana porsi dari perspektif tersebut dapat memengaruhi diri individu.

Ketika porsi perspektif itu tidak seimbang, maka perasaan tidak nyaman, gelisah, khawatir dapat memengaruhi kehidupan.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka 758.018 Formasi Guru PPPK 2022, Ayo Daftar

Kebanyakan individu melihat keadaan mereka dengan perasaan yang tidak karuan dan campur aduk. Ada yang berjuang dengan kenangan menyakitkan, berjuang dengan tantangan-tantangan saat ini, dan ada juga yang mengkhawatirkan masa depan.

Individu cenderung merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan, dibandingkan melihat peristiwa dan mencoba untuk mengusahakan yang terbaik. Dengan mampunya individu memiliki perspektif yang seimbang antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, maka individu akan dapat lebih mensyukuri keberadaan dan hakikatnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Aneta Przepiorka dan Malgorzata Sobol-Kwapinska (2020) mengungkapkan bahwa rasa syukur memediasi hubungan antara perspektif waktu dan kepuasan hidup.

Przepiorka dan Sobol-Kwapinska (2020) menyebutkan bahwa individu dengan perspektif masa lalu yang dominan berada di dalam dunia kenangan dan pengalaman – apakah kenangan tersebut menyenangkan atau traumatis.

Pada individu yang hidup di masa sekarang akan benar-benar didominasi oleh peristiwa saat ini, tanpa mempertimbangkan konsekuensi terkait masa depan dan hampir tidak mempertimbangkan pengalaman dari masa lalu.

Sedangkan pada individu yang berorientasi pada masa depan sering gagal untuk memperhatikan kesenangan saat ini.

Przepiorka dan Sobol-Kwapinska menemukan bahwa perspektif ini berkaitan dengan aspek penting dari fungsi manusia, seperti energi, harga diri, afeksi, mindfulness, kebahagiaan, dan kepuasan hidup.

Baca juga: Rektor UGM Periode 2022-2027 Harus Fokus, Tidak Usah Nyambi

Ketika individu memiliki sikap positif terhadap pembagian waktu masa lalu, masa kini, dan masa depan, maka hal ini akan berhubungan dengan meningkatnya rasa syukur dan kepuasan hidup.

Penelitian Przepiorka dan Sobol-Kwapinska (2020) menyatakan bahwa kurangnya rasa syukur dapat menjelaskan munculnya sikap dan perasaan negatif terhadap masa lalu, masa kini, dan masa depan, dan kemudian dapat berpengaruh pada tingkat kepuasan hidup yang rendah.

Przepiorka dan Sobol-Kwapinska juga menyatakan kecenderungan untuk berfokus pada aspek positif dari sebuah peristiwa dan mengabaikan hal negatif itu tidak selalu merupakan hal yang buruk.

Hasil penelitian mereka pun menyatakan individu yang melihat masa lalu mereka dalam perspektif positif akan mengalami peningkatan rasa syukur serta peningkatan kepuasan hidup.

Dari penelitian yang dilakukan, Przepiorka dan Sobol-Kwapinska menyadari bahwa orientasi terhadap masa depan memiliki potensi untuk menghasilkan banyak bermanfaat dan meningkatkan kebahagiaan melalui peningkatan rasa syukur atas apa yang kita harapkan di masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com