Rektor UGM Periode 2022-2027 Harus Fokus, Tidak Usah "Nyambi"

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Gunawan Sumodiningrat meminta Rektor UGM masa mendatang diharapkan konsisten melaksanakan statuta UGM dan fokus pada Tri Dharma perguruan tinggi.

Rektor UGM periode 2022-2027 juga diharapkan memiliki integritas pada UGM dan mempunyai jati diri dengan melaksanakan dan memegang nilai-nilai UGM.

Baca juga: Ahli Gizi UGM: Ini Bahayanya Konsumsi Telur Mentah

Yakni, UGM sebagai perguruan tinggi nasional, perjuangan, pancasilais, kerakyatan dan pusat kebudayaan.

"Saya berharap Rektor UGM nantinya tidak usah "nyambi", fokus saja sebagai rektor, tidak usah mikir sana dan sini, karena yang sana dan sini biar dipikirkan para alumni," ucap dia melansir laman UGM, Selasa (19/4/2022).

Tak lupa, rektor terpilih tidak terjebak pada persoalan administrasi dan birokrasi.

Dia menyebut, rektor secara internal harus bisa menjalin harmonisasi dengan Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik, dan Dewan Guru Besar.

"Untuk eksternal, rektor diharapkan bisa mendukung program pemerintah. Kalaupun terdapat perbedaan pendapat dengan pemerintah, maka harus bisa disampaikan dengan cara-cara legitimate, cara-cara yang akademis," terang dia.

Baca juga: Ada UU TPKS, Pakar Unair: Korban Kekerasan Seksual Makin Terlindungi

Hal senada juga disampaikan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM, Prof. Pujo Semedi Hargo Yuwono.

Dia menilai, seiring membaiknya kualitas akademik ternyata para pengajar UGM terbebani persoalan birokrasi dan administrasi.

Hal penting lainnya, kata Pujo, UGM sudah saatnya merekrut dosen dengan kualifikasi bergelar doktor.

"Dengan kualifikasi tersebut diharapkan UGM bisa bekerja secara optimal," jelas dia.

Ibarat pesawat boeing, sambung dia, maka UGM bisa bekerja dengan mesin yang penuh.

Berbeda jika UGM masih harus menyekolahkan, maka ibarat pesawat boeing harus bekerja dengan satu mesin sebab mesin lain sedang masuk bengkel.

Baca juga: Dosen UGM: Pandemi Covid-19 Picu Marak Terjadinya Klitih

"Jika pimpinan UGM (Rektor UGM) nantinya berani mengatasi dua persoalan tersebut, maka nalarnya akan semakin besar untuk membuktikan janji UGM pada bangsa Indonesia menjadi lembaga keilmuan yang menjulang tinggi dan berakar kuat," tutup dia.