Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala Sekolah Asal Manado Ini Ceritakan Pengalaman Berharga Mengajar lewat Ruangkelas

Kompas.com - 21/02/2022, 16:35 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) Prisma Pioneer Manado, Mandanne Stevannie Wuryanto bercerita mengenai pengalamannya menggunakan berbagai fitur belajar Ruangkelas dari Ruangguru.

Pengalaman Mandanne dimulai pada Desember 2021 ketika hendak melewatkan satu semester penuh sebagai guru kelas dan kepala sekolah setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dibatalkan.

“(Saat itu) liburan sudah diizinkan dan saya menemukan waktu luang untuk me-time sejenak sambil decluttering barang-barang tak layak tinggal di rumah saya,” cerita Mandanne, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (17/2/2022).

Mandanne mengatakan, selain membaca buku, dia memiliki hobi mengoleksi buku catatan, bahan-bahan kuliah, serta berbagai modul lama berusia belasan tahun.

Baca juga: Ruangguru Gelar Pelatnas UTBK, Bimbing Siswa Hadapi SBMPTN 2022

Selain itu, dia juga sangat tertarik mengoleksi berbagai tugas siswa yang telah diperiksa, kertas-kertas ujian yang tidak sempat dikembalikan, rekap nilai harian, serta nilai ujian yang berumur lebih dari sepuluh tahun.

“Setiap akhir tahun sebenarnya ada yang dibuang, tetapi ada juga yang masuk kategori ‘masih menjadi sumber kebahagiaan dan inspirasi’. Semuanya menumpuk secara tak cantik dalam lemari atau kardus,” papar Madanne.

Koleksi-koleksi itu, kata dia, menunggu hingga dimakan kutu buku dan berakhir cacat serta harus dibuang ke tempat sampah.

Namun, ketika menyortir buku lama, Mandanne tidak sengaja menemukan buku tulis biru yang kondisinya sudah sangat buruk rupa.

Baca juga: Ruangguru Luncurkan Ruang Literasi Digital, Bantu Masyarakat Berinternet Aman

Dia pun bertanya-tanya apa yang membuatnya lupa decluttering atau merapikan buku tersebut pada tahun lalu. Ketika dibuka, Mandanne terkejut karena isinya merupakan sebagian kegalauannya pada akhir 2021.

Adapun kegalauan yang dimaksud Mandanne berawal pada Juli 2021, ketika dirinya memutuskan menggunakan learning management system (LMS) dalam kegiatan blended learning di sekolah.

“Sebelumnya memang kami sudah menggunakan beragam media untuk mencoba membantu siswa belajar dengan lebih optimal selama pandemi. Saya dan beberapa guru di Indonesia mungkin mengira bahwa belajar di rumah itu hanya beberapa minggu saja,” ujarnya.

Mandanne merasa kaget ketika pembelajaran di rumah dilanjutkan hingga beberapa bulan dan akhirnya memasuki tahun kedua seperti saat ini.

Baca juga: Ruangguru Luncurkan Fitur Adapto untuk Siswa SMP dan SMA

“Dari yang awalnya masih santai buat kelas lewat WhatsApp, setelahnya pakai Zoom agar seru dan buat tugas melalui Google Classroom. Sampai akhirnya tiba pada tingkatan administrator, saya jadi berpikir keras, kelas-kelas lain jalannya bagaimana?” kata dia.

Menurut Madanne, kepala sekolah memiliki tantangan tersendiri ketika mengontrol kualitas belajar selama pandemi.

Beberapa masalah yang timbul adalah rekapan mengajar yang mulai menumpuk serta dokumen-dokumen yang menghilang karena banyaknya grup WhatsApp.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com