KOMPAS.com - Terjadinya bencana alam selain bisa merusak sarana dan prasarana suatu daerah juga bisa meninggalkan trauma bagi masyarakat.
Butuh sejumlah perlakuan khusus agar masyarakat bisa melupakan bencana alam yang menimpa daerahnya. Perlakuan khusus ini penting dilakukan khususnya bagi kalangan anak-anak agar tidak mengalami trauma.
Termasuk gempa bumi yang menggoncang Malang Selatan, Jawa Timur beberapa minggu lalu.
Untuk mengeliminir dampak psikologi bagi para penyintas, Labolatorium Psikologi Terapan (LPT) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerjunkan tim untuk memberikan bantuan psikososial bagi penyintas bencana.
Gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Malang dan sekitarnya pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Tak hanya di Malang, gempa tersebut juga dirasakan di beberapa wilayah Jawa Timur lainnya bahkan hingga Bali dan Lombok.
Baca juga: Mobil KaCa UMM, Sarana Trauma Healing Anak-anak Korban Gempa di Malang
Salah satu relawan, Yogha Setiawan, menerangkan, kegiatan psikososial di Tirtoyudo Desa Jogomulyan akan berlangsung selama satu minggu. Kegiatan ini akan berfokus pada psikososial untuk anak-anak penyintas gempa.
"Selain kesehatan dan logistik yang terganggu, para penyintas juga mendapat guncangan psikologis pasca gempa. Agar tidak mempengaruhi aktivitas para penyintas kedepannya, kami dari tim LPT memberikan bantuan psikososial untuk mengurangi efek dari bencana gempa tersebut," kata mahasiswa Psikologi ini seperti dikutip dari laman UMM, Sabtu (8/5/2021).
Baca juga: Calon Mahasiswa, UNY Buka 7 Jalur Seleksi Mandiri
Rangkaian program psikososial yang dilakukan tim dari UMM meliputi:
1. Psychology First Aid (PFA)
2. Kegiatan menggambar dan bernyanyi
3. Kegiatan edukasi mitigasi bencana melalui lagu.
"PFA merupakan rangkaian pertolongan pertama untuk menangani psikologi anak-anak. Sementara untuk kegiatan menggambar dan menyanyi dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak-anak pada kegiatan yang menyenangkan," tutur Yogha.
Baca juga: Pakar Bencana UPNVY: Kenali Tanda Bencana Tanah Longsor
Yogha berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu meringankan beban psikologi para penyintas terutama anak-anak.
Menurut Yogha, setidaknya dengan kegiatan-kegiatan yang tim ini lakukan dapat mengurangi rasa cemas, khawatir, dan takut yang para penyintas alami.
"Saya berharap anak-anak tidak akan memiliki kenangan traumatis terkait bencana alam," pungkasnya.
Baca juga: Masih Dibuka Beasiswa Keagamaan Telkom University, Yuk Buruan Daftar
Itulah beberapa cara yang dilakukan mahasiswa UMM untuk mendampingi anak-anak korban gempa bumi di Malang agar tidak mengalami trauma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.