Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Jelang PTM Terbatas, Bagaimana Siapkan Pembelajaran Bermakna di Masa Pandemi?

Kompas.com - 21/04/2021, 21:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Mardiyati | Guru SMPN 4 Sungai Apit, Siak, Riau

KOMPAS.com - Pemerintah telah merilis Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi. Panduan tersebut mendorong sekolah wajib menyediakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang menerapkan protokol kesehatan, dan juga menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Orangtua siswa juga diperkenankan memilih anaknya dapat mengikuti PTM terbatas atau tetap melaksanakan PJJ. PTM terbatas bisa dikombinasikan dengan PJJ agar kesehatan dan keselamatan siswa dan guru menjadi prioritas.

Kebijakan tersebut bisa dikolaborasikan dengan pengalaman kegiatan belajar dari rumah yang sudah berjalan selama satu tahun.

Pengalaman ini menjadi bekal berharga dalam penyelenggaraan pembelajaran ke depan, terutama untuk menutup berbagai masalah yang dihadapi guru dan orangtua dalam mendampingi anak belajar.

Baca juga: Nur Rizal: Pembelajaran Tatap Muka Jadi Momentum Ubah Paradigma Pendidikan

Memastikan semua siswa bisa belajar

Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi adalah tidak semua siswa bisa mengakses pembelajaran daring.

Sekolah perlu membuat berbagai alternatif solusi untuk memastikan semua siswa yang tidak bisa mengakses internet, mereka juga bisa belajar.

Sekolah bisa menyediakan beragam bentuk pembelajaran, mulai tanpa memanfaatkan teknologi seperti pembelajaran luring mingguan yang disediakan guru, memanfaatkan teknologi yang umum digunakan seperti WhatsApp dan SMS.

Maupun yang berteknologi tinggi seperti pemanfaatan aplikasi tatap maya Zoom, Google Meet, atau Jitsi, dan pembelajaran berbasis LMS (learning management system) seperti yang disediakan secara terbuka di laman rumah belajar Kemendikbud.

Kemendikbud juga telah menyediakan TV pembelajaran yang bekerja sama dengan TVRI. Program ini menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk merancang pembelajaran untuk siswa.

Mereka tidak cukup hanya menonton, guru perlu merancang keterlibatan aktif mereka dari menonton TV dengan konten materi pembelajaran tersebut, misalnya menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman dalam memandu aktivitas yang akan dilakukan siswa.

Di daerah saya yang berada di perdesaan Kabupaten Siak, Riau, banyak siswa yang bermasalah mengakses internet. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan kunjungan pendampingan belajar ke rumah siswa.

Sekolah juga menyediakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan waktu 70 menit untuk siswa secara bergantian.

Pola pembelajarannya selain wajib mengikuti protokol kesehatan, guru juga harus inovatif dengan memberikan pembelajaran yang membuat siswa belajar secara bermakna yang dikombinasikan dengan PJJ secara daring.

Menyediakan pembelajaran bermakna

Berdasarkan survei kegiatan belajar dari rumah (BDR) yang dilakukan Tanoto Foundation, 84,9 persen guru melaksanakan BDR dengan memberikan tugas berupa soal kepada siswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com