Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Ada 5 Intervensi di Program Sekolah Penggerak

Kompas.com - 02/02/2021, 06:17 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, setiap sekolah yang mengikuti program Sekolah Penggerak akan mendapatkan lima intervensi.

Kelima intervensi itu saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.

Intervensi pertama, terkait penguatan sumber daya manusia (SDM) sekolah melalui program pelatihan dan pendampingan intensif.

Baca juga: Mendikbud Diminta Berantas Praktik Intoleransi di Sekolah

Intervensi yang kedua, pembelajaran dengan paradigma baru, yakni berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter.

Lalu intervensi yang ketiga adalah perencanaan berbasis data. Di mana perencanaan manajemen sekolah didasarkan pada refeksi diri satuan pendidikan.

"Intervensi keempat adalah penggunaan berbagai platform digital yang bertujuan mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi," kata Nadiem melansir laman Kemendikbud, Selasa (2/2/2021).

Intervensi kelima adalah pendampingan konsultatif dan asimetris berupa program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah.

Dia menyebutkan, pendampingan yang konsultatif dan asimetris itu dilakukan melalui unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud yang ada di masing-masing provinsi, kabupaten/kota.

"Keterlibatan UPT akan sangat intensif dan asimetris, artinya tidak one size fit for all, tidak seragam jenis dukungan pada masing-masing daerah," jelas dia.

Bantu pemda transformasi pendidikan

Dia menyebutkan, bentuk pendampingan pemerintah pusat tidak hanya berupa pengecekan keberhasilan program dan pemberian anggaran semata.

Tapi juga mendukung dan membantu menuju perubahan yang lebih baik.

Baca juga: Nadiem Makarim Pastikan Asesmen Nasional Tak Tambah Beban Siswa

"Ini penting sekali untuk diyakini hubungan pusat dan daerah harus diubah. Kita harus mendampingi dan membantu Pemda dalam melaksanakan transformasi pendidikan," ujarnya.

Intervensi penguatan SDM sekolah, bilang dia, seperti pelatihan kepala sekolah, pengawas, guru, dan penilik akan berbeda dengan pelatihan sebelumnya.

Pelatihan akan terjadi, sebut dia, saat guru sedang mengajar, pada saat melakukan aktivitas di sekolah.

"Pelatihan akan fokus kepada clinical training, yaitu dilakukan pada lingkungan yang sesungguhnya, di sekolah, dengan murid-murid," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com