KOMPAS.com - Masih lekat di ingatan Werdi saat mengetahui dia diterima sebagai pekerja untuk pemugaran tahap dua Candi Borobudur. Pengumuman itu diterima pada 16 Juni 1973 saat masih berusia 19 tahun.
Awalnya Werdi tidak terlalu berharap bakal terlibat proyek di candi Buddha terbesar sedunia itu. Ia merasa tidak memiliki pengalaman soal pemugaran candi.
Namun, dengan modal keyakinan ia memutuskan untuk mengambil pekerjaan tersebut.
"Saya masuk di proyek pemugaran pada 16 Juni 1973. Pada waktu itu saya tidak begitu yakin kalau akan diterima. Saya buat lamaran, ditaruh di kantor, ikut tes, kemudian diterima,” ujar Werdi ketika ditemui di rumahnya di Dusun Sangen, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Senin (7/8/2023) malam.
Baca juga: Ritual Thudong, Perjalanan Spiritual Para Biksu Menuju Candi Borobudur
Werdi bergabung bersama ratusan orang lainnya dalam pemugaran Candi Borobudur yang dimulai pada 10 Agustus 1973.
Dikatakan Werdi, sebelum dipugar pada 1973, kondisi bangunan Candi Borobudur miring karena amblas di sisi barat. Orang pun menjadi was-was jika bangunan bersejarah itu roboh.
Sebenarnya pada 1960-an Candi Borobudur sempat dipugar, namun tidak selesai. Pemugaran terhenti karena kondisi yang belum kondusif pasca-peristiwa 30 September 1965.
Werdi menuturkan, sebelum pemugaran Candi Borobudur tahap dua dimulai, dilakukan acara syukuran dengan memotong kepala kerbau.
Kepala tersebut kemudian ditanam di sebelah barat Candi Borobudur dan saat ini diberi tanda dengan monumen kecil.
Karena tidak memiliki pengalaman memugar candi, Werdi terlebih dulu mengikuti pelatihan. Saat pemugaran kedua dimulai, Werdi hanya sekadar memindahkan batu candi yang berserakan.
Baca juga: Tren Keausan Batu di Candi Borobudur Terus Meningkat Setiap Tahun
Werdi bertugas untuk memindahkan batu langkan Candi Borobudur dari sisi selatan ke utara. Ia tidak langsung terlibat dalam penyusunan dan pencocokan batu.
"Pada waktu itu masih nol soal pencocokan dan penyusunan batu. Kalau memikul batu bisa," ungkapnya.
Di sela kegiatan memindahkan batuan candi, Werdi pun belajar soal cara menyetel atau memasang batu di Candi Borobudur. Ia belajar dengan juru pugar yang sudah mahir.
Baca juga: Rencana Konservasi Candi Borobudur, Hanya Biksu yang Boleh ke Stupa Saat Ibadah