KOMPAS.com - Dua belas tahun lalu, tepatnya pada 11 Maret 2011, rentetan gempa bumi dan tsunami menghantam wilayah timur Laut Jepang serta mengakibatkan kerusakan parah.
Dikutip dari Britannica, bencana itu dimulai dengan gempa kuat di lepas pantai timur laut Honshu, pulau utama Jepang.
Gempa itu menyebabkan kerusakan luas di darat dan memicu serangkaian tsunami yang menghancurkan wilayah pesisir Jepang, terutama di wilayah Tohoku (timur laut Honshu).
Baca juga: 10 Tahun Usai Gempa dan Tsunami Jepang 2011, Warga Masih Trauma
Bencana dahsyat itu kemudian dikenal sebagai Gempa Besar Sendai atau Gempa Besar Tohoku. Jumlah korban tewas atau hilang akibat bencana mencapai sekitar 18.500 jiwa.
Sementara perkiraan lain menyebutkan, total korban jiwa setidaknya mencapai 20.000. Sebagian besar dari mereka yang tewas adalah korban tenggelam dari gelombang tsunami.
Gempa dan tsunami yang menghantam Jepang pada 2011 juga menyebabkan kecelakaan nuklir Fukushima.
Tsunami yang ditimbulkan oleh guncangan utama gempa merusak generator cadangan di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.
Tragedi dimulai dari gempa berkekuatan M 9,0 yang terjadi pada pukul 14:46 waktu setempat.
Pusat gempa terletak sekitar 130 km timur kota Sendai, prefektur Miyagi, pada kedalaman sekitar 30 km di bawah dasar Samudra Pasifik barat.
Gempa 11 Maret 2011 adalah yang terkuat yang melanda wilayah tersebut sejak akhir abad ke-19, dan dianggap sebagai salah satu gempa bumi terkuat dalam sejarah.
Baca juga: Tsunami Jepang: Belasan Kapal Terbalik, 27 Penerbangan Dibatalkan
Guncangan gempa dirasakan hingga Petropavlovsk-Kamchatsky, Rusia; Kaohsiung, Taiwan; dan Beijing, China.
Tak lama setelah guncangan gempa, gelombang setinggi 10 meter menerjang pantai dan membanjiri sebagian kota Sendai, termasuk bandara dan pedesaan sekitarnya.
Pemukiman lain yang terkena dampak tsunami termasuk Kamaishi dan Miyako di Iwate; Ishinomaki, Kesennuma, dan Shiogama di Miyagi; dan Kitaibaraki dan Hitachinaka di Ibaraki.
Laporan awal menyebutkan, jumlah korban tewas akibat bencana itu mencapai ratusan, dengan ratusan lainnya hilang.
Saat pencarian korban berlanjut, jumlah resmi yang dipastikan tewas atau hilang naik menjadi sekitar 28.500.