Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Kudeta di Libya yang Dipimpin Pemuda 27 Tahun, Moammar Khadafi

Kompas.com - 02/09/2022, 09:50 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Raja Idris I yang memimpin Libya pergi ke sebuah tempat spa di Turki pada suatu hari di tahun 1969. Dia bermaksud mengobati sakit kaki yang dirasakannya.

Namun, tidak ada yang menyangka kepergian itu menandakan Raja Idris I harus meninggalkan istananya untuk selamanya. Sebab, Libya akan segera dikuasai kelompok revolusioner, yang dipimpin pemuda bernama Moammar Khadafi.

Dilansir dari History.com, Khadafi yang saat itu berusia 27 tahun menilai rajanya cuek pada rakyat dan lebih fokus pada pandangan konservatifnya.

Khadafi adalah lulusan Universitas Libya dan seorang pengagum pemikiran nasionalis Mesir, Gamal Abdel Nasser. Ia menjadi seorang perwira militer Libya ketika muncul persekongkolan untuk menggulingkan raja.

Baca juga: Gencatan Senjata di Libya, Harapan Perdamaian dari Seluruh Dunia Bergulir

Sebagaimana yang direncanakan, kudeta berhasil dilakukan tanpa mengucurkan darah ketika raja ke luar negeri, pada tanggal 1 September 1969.

Sistem monarki dihapuskan dan Khadafi naik menjadi panglima tertinggi militer Libya, serta ketua Dewan Komando Revolusi. Di usia semuda itu, ia menguasai Libya.

Sementara Raja Idris I memutuskan tidak kembali ke Libya. Dia memilih pergi ke Yunani, lalu mendapatkan suaka di Mesir hingga meninggal dunia pada 1983.

Khadafi bersikap anti barat

Dalam memimpin Libya, Khadafi memadukan sikap ortodok Islam, nasionalisme Arab dan sosialisme revolusioner. Dia secara jelas memosisikan Libya anti-barat dan bersikap otoritarian.

Setelah sekitar satu tahun berkuasa, secara tegas dia menutup pangkalan militer Inggris dan Amerika, serta mengusir warga Italia dan Yahudi. Tiga tahun berikutnya ladang-ladang minyak diambil alih negara.

Kebijakan dalam negeri lainnya adalah menegakkan hukum syariat islam pada rakyat dan mengembangkan jaminan sosial demi meningkatkan kesejahteraan mereka.

Sementara kebijakan luar negerinya mendekati Mesir dan negara Arab lainnya. Namun ketika negara-negara Arab memasuki proses perdamaian dengan Israel, Libya semakin terisolasi.

Keterlibatannya dalam pendanaan aksi terorisme juga menjadi perhatian berbagai negara. Di antaranya pada gerilyawan Palestina, pemberontakan muslim di Filipina, dan tentara Irlandia.

Periode 1980-an negara-negara barat menyalahkannya atas sejumlah serangan teror dan Amerika Serikat membalas dengan mengebom Ibukota Tripoli yang membuat Khadafi terluka dan putrinya meninggal dunia.

Pada 1990-an sikapnya berubah dan berupaya melepaskan negeri di pantai utara Benua Afrika itu dari isolasi diplomasi internasional.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memang cepat membuka hubungan ke Libya, namun Amerika Serikat baru tahun 2004 mencabut embargonya.

Revolusi pun kembali muncul untuk menggulingkan kepemimpinan Khadafi hingga terjadi perang saudara antara revolusioner dan loyalis pada Maret 2011.

Koalisi internasional di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB, masuk pada Februari untuk menundukkan Khadafi.

Pada 20 Oktober di tahun yang sama, Khadafi dinyatakan tewas di dekat kampung halamannya, Kota Sirte.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

Hoaks atau Fakta
Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com