Jika sebelumnya disebut Bulan Sturgeon atau Bulan Jagung Muda, maka purnama pada September ini dinamakan Bulan Jagung (Corn Moon).
“Penamaan ini merujuk pada pemanenan jagung di awal musim gugur,” ujarnya.
Penamaan lainnya merujuk pada pembuatan minuman anggur dan pemanenan jelai di waktu yang sama.
Nama lain dari Bulan Jagung ini yaitu Bulan Anggur (Wine Moon), dan Bulan Jerai (Barley Moon).
Purnama pada Agustus ini dinamakan Bulan Pemburu atau Hunter’s Moon, karena ini merujuk pada penduduk asli Amerika yang melakukan perburuan hewan guna mengumpulkan perbekalan menghadapi musim dingin.
Tidak hanya Bulan Pemburu, purnama pada Agustus juga dikenal dengan nama Bulan Merah darah (Sanguine/Blood Moon) dan Bulan Daun atau Rumput Gugur (falling Leaves/Dying Grass Moon).
Dijelaskan Andi, penamaan lainnya merujuk pada daun pepohonan yang gugur di musim gugur dan darah yang berceceran di tanah sebagai bekas berburu oleh hewan buruan yang telah digemukkan.
Dinamakan Bulan Berang-berang karena merujuk pada penduduk asli Amerika yang berburu berang-berang dengan memasang perangkap untuk diambil bulunya sebagai persiapan menghangatkan tubuh di musim dingin.
Sedangkan, penamaan lainnya merujuk pada membekunya embun menjelang masuknya musim dingin dan peringatan bagi penduduk asli Keltik dalam menghadapi malam yang sangat panjang, cuaca buruk yang terjadi dan berakhirnya tahun yang sedang dijalani.
Nama lain untuk purnama November ini adalah Bulan Beku (Frost/Freezing Moon), dan Bulan Berduka (Mourning Moon/Darkest Depth Moon).
Baca juga: Saksikan Bulan Purnama Mikro 19 Desember 2021
Untuk menamai purnama terkahir setiap tahunnya yakni pada bulan Desember, dalam Alamank Petanik Amerika memberinya nama Bulan Dingin atau Cold Moon.
“Penamaan ini merujuk pada hawa dingin yang muncul saat awal musim dingin,” kata dia.
Nama lain daripada purnama di bulan Desember ini yaitu Bulan Pohon Ek (Oak Moon), Bulan Malam Panjang (Long Nights Moon), dan Bulan Sebelum Yule/Saturnalia (Moon Before Yule).
Penamaan lain merujuk pada Purnama yang terjadi sebelum perayaan Yule/Saturnalia atau Puncak Musim Dingin sehingga mengalami malam yang lebih panjang di Belahan Bumi Utara.
Disampaikan Andi, penamaan “Bulan Ek” merujuk pada tanaman benalu mistletoe yang menempel di pohon Ek yang kemudian dipanen dan dijadikan hiasan dalam perayaan Yule karena warnanya yang masih kehijauan meskipun sudah memasuki musim dingin.
(Sumber: Kompas.com Penulis Ellyvon Pranita | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.