Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tutut Setyorinie
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Tutut Setyorinie adalah seorang yang berprofesi sebagai Akuntan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Hal-hal yang Tak Akan Kamu Temui di Transportasi Publik Lain Selain MRT

Kompas.com - 21/05/2022, 07:33 WIB
Kompasianer Tutut Setyorinie,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dengan luas tersebut, memang sepantasnya stasiun MRT disebut sebagai "kota" bawah tanah.

2. Kaya akan karya seni

MRT yang dibangun sempurna di bawah tanah membuatnya jauh dari keramaian. Kita tidak bisa melihat aktivitas kendaraan lain, kondisi cuaca, atau atap-atap rumah seperti ketika menaiki KRL atau Busway.

Namun tenang saja, kesan sepi itu akan terusir karena stasiun MRT memiliki banyak pajangan karya seni. Seperti pada mural yang saya temui di stasiun MRT Istora Mandiri berikut ini.

Selain mural, stasiun MRT juga beberapa kali mengadakan pameran lukisan.

Pada Juni 2021 lalu, stasiun MRT Fatmawati memajang tujuh lukisan karya maestro lukis Indonesia, Basoeki Abdoellah.

Pameran yang diadakan selama dua minggu berturut-turut ini juga dimeriahkan dengan kelas menggambar serta lomba menggambar untuk tingkat SD.

Sedang pada September 2019, stasiun MRT Istora Mandiri memasang instalasi light painting karya Patricia Untario yang merupakan bagian dari Jakarta Art Week 2019.

Kalau begini sih, siapa yang tidak betah berlama-lama di stasiun MRT?

3. Sistem pengamanan berlapis

MRT adalah moda transportasi yang memiliki sistem pengamanan super ketat. Bukan hanya selapis, dua lapis, melainkan berlapis-lapis.

Mulai dari pintu masuk, kita sudah harus melewati pengecekan suhu, barang bawaan, serta pintu metal detector.

Setelah memasuki area dalam, kita akan disambut dengan banyaknya kamera CCTV yang terpasang.

Lalu ketika tiba di peron, kita akan disambut dengan gerbang kecil yang menjadi pembatas antara tempat kita berpijak dengan rel kereta.

Gerbang ini memiliki sistem otomatis, ia akan terbuka ketika kereta tiba dan menutup ketika kereta melaju.

Dengan kata lain, gerbang kecil ini meminimalkan kasus kecelakaan orang yang terlindas kereta karena jatuh dari peron.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com