Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tutut Setyorinie
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Tutut Setyorinie adalah seorang yang berprofesi sebagai Akuntan. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Hal-hal yang Tak Akan Kamu Temui di Transportasi Publik Lain Selain MRT

Kompas.com - 21/05/2022, 07:33 WIB
Kompasianer Tutut Setyorinie,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Hal-hal yang Tidak akan Kamu Temui Selain di MRT"

KOMPAS.com - Salah satu moda transportasi yang biasa warga gunakan untuk bepergian dalam kota atau sekadar jalan-jalan di Jakarta adalah Mass Rapid Transit alias MRT.

Moda transportasi MRT ini sudah beroperasi sejak 2019. Ini adalah kali pertama bagi ibu serta adik Kompasianer untuk menjajal salah satu transportasi yang ngehits di Jakarta.

Kompasianer yang kebetulan sudah mencicip MRT terlebih dulu alhasil menjadi tour guide dadakan bagi keluarga.

Inilah sederet tempat-tempat yang tidak akan kamu temui pada transportasi publik lain, selain MRT.

Baca juga: Libur Lebaran 2022, MRT Jakarta Catatkan Jumlah Penumpang Tertinggi

1. "Kota" bawah tanah

Kehidupan di kota bawah tanah Jakarta.KOMPASIANER/ TUTU SETYORINIE Kehidupan di kota bawah tanah Jakarta.

Satu hal yang paling kentara dari MRT tentu saja kedalamannya. Ketika pertama kali menjejak anak tangga di stasiun MRT Dukuh Atas, kita akan kesulitan melihat ujungnya.

Seakan itu belum cukup, setelah mengetap kartu masuk, pengunjung kembali diminta menuruni tangga untuk sampai di MRT. Perjalanan ini seperti hendak membawa orang masuk ke perut bumi.

Namun tidak ada nuansa gelap atau suram di sini. Di kota bawah tanah ini, segalanya terlihat ramai, dan penuh warna warni.

Sama seperti stasiun KRL, stasiun MRT memiliki banyak tempat jajan. Kompasianer yang kantornya tidak jauh dari MRT Senayan, sering kali melipir ke stasiun ini untuk berburu cemilan.

Fasilitas lain seperti mushala, toilet, ATM, lift, eskalator hingga ruang menyusui juga tersedia lengkap di MRT.

Salah satu perbedaan mencolok dengan KRL, mungkin terletak pada luasnya. Ya, jika tidak ada tiang-tiang penyangga, stasiun MRT mungkin sudah bisa digunakan untuk bermain bola (saking lapangnya).

Megahnya stasiun MRT bukan hanya ada di imaji Kompasianer. Dilansir dari laman MRT Jakarta, salah satu stasiun MRT, Bundaran HI, memiliki panjang 400 meter dengan lebar 20 meter.

Baca juga: Warga Manfaatkan Lengangnya Pusat Jakarta untuk Jalan-jalan, Berfoto, hingga Menjajal MRT

Dengan demikian luas MRT Bundaran HI mencapai 8.000 meter persegi.

Lantas bandingkan dengan stasiun KRL Bekasi yang hanya memiliki luas 1.515 meter persegi (sebelum direnovasi) dan 3.600 meter persegi (setelah renovasi).

Dengan luas tersebut, memang sepantasnya stasiun MRT disebut sebagai "kota" bawah tanah.

2. Kaya akan karya seni

Lukisan mural di stasiun bawah tanah MRT, Jakarta.KOMPASIANER/ TUTU SETYORINIE Lukisan mural di stasiun bawah tanah MRT, Jakarta.

MRT yang dibangun sempurna di bawah tanah membuatnya jauh dari keramaian. Kita tidak bisa melihat aktivitas kendaraan lain, kondisi cuaca, atau atap-atap rumah seperti ketika menaiki KRL atau Busway.

Namun tenang saja, kesan sepi itu akan terusir karena stasiun MRT memiliki banyak pajangan karya seni. Seperti pada mural yang saya temui di stasiun MRT Istora Mandiri berikut ini.

Selain mural, stasiun MRT juga beberapa kali mengadakan pameran lukisan.

Pada Juni 2021 lalu, stasiun MRT Fatmawati memajang tujuh lukisan karya maestro lukis Indonesia, Basoeki Abdoellah.

Pameran yang diadakan selama dua minggu berturut-turut ini juga dimeriahkan dengan kelas menggambar serta lomba menggambar untuk tingkat SD.

Sedang pada September 2019, stasiun MRT Istora Mandiri memasang instalasi light painting karya Patricia Untario yang merupakan bagian dari Jakarta Art Week 2019.

Kalau begini sih, siapa yang tidak betah berlama-lama di stasiun MRT?

3. Sistem pengamanan berlapis

MRT adalah moda transportasi yang memiliki sistem pengamanan super ketat. Bukan hanya selapis, dua lapis, melainkan berlapis-lapis.

Mulai dari pintu masuk, kita sudah harus melewati pengecekan suhu, barang bawaan, serta pintu metal detector.

Setelah memasuki area dalam, kita akan disambut dengan banyaknya kamera CCTV yang terpasang.

Lalu ketika tiba di peron, kita akan disambut dengan gerbang kecil yang menjadi pembatas antara tempat kita berpijak dengan rel kereta.

Gerbang ini memiliki sistem otomatis, ia akan terbuka ketika kereta tiba dan menutup ketika kereta melaju.

Dengan kata lain, gerbang kecil ini meminimalkan kasus kecelakaan orang yang terlindas kereta karena jatuh dari peron.

Kamu sering tersasar? Tenang! Stasiun MRT menyediakan banyak petunjuk arah dan bahkan peta Jakarta.

Baca juga: Indahnya Dwara Batavia, Desain yang Menangi Sayembara Stasiun Kota MRT Jakarta

Jika masih belum mengerti, kamu bisa menghampiri petugas, atau loket DINA (digital intelligent assistant) untuk membantu kamu dalam perjalanan.

Moda transportasi MRT adalah era baru bagi transportasi Indonesia.

Moda transportasi ini sangat membanggakan.

Semoga moda transportasi ini cepat melebarkan sayap. Bukan hanya di Jakarta dan pulau Jawa, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Sumber: 1, 2,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com