Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
China hanya butuh satu kemenangan untuk mempertahankan trofi. Namun, Korea Selatan justru membuat skor kembali imbang setelah merebut kemenangan di nomor ganda.
Huang Dong Ping/Li Wen Mei yang diharapkan bisa mengunci kemenangan China tak bisa mewujudkan target tersebut. Pasangan ranking 1335 ini tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Kong Hee Yong/Kim Hye Jeong yang berada di ranking 139.
Dari peringkat bisa terbaca sejauh mana perkembangan masing-masing pasangan. Ranking Huang/Li jauh tertinggal sebab keduanya adalah pasangan hasil bongkar pasang.
Seperti kita tahu, Huang Dong Ping adalah pemain spesialis ganda. Sebelum berpasangan dengan Wang Yi Lyu yang kini menempati ranking 4 BWF di nomor ganda campuran, pemain 27 tahun itu adalah partner dari Huang Yaqiong, sesama pemain ganda campuran dengan prestasi kelas dunia.
Huang Yaqiong adalah tandem dari Zheng Siwei yang pernah mendominasi puncak ranking ganda campuran selama sekian lama, sebelum direbut pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.
Dong Ping juga pernah bertandem dengan Zhen Yu. Namun, Dong Ping tidak mencapai kesuksesan seperti saat bermain di ganda campuran.
Rekam jejak tersebut ternyata masih membekas saat tim China kembali menyatukan mereka di turnamen beregu dan memainkan partai krusial ini.
Kong/Kim butuh waktu kurang dari satu jam untuk merebut kemenangan straight set 22-20 21-17 sekaligus membuat kedudukan kembali sama kuat.
Sim Yu Jin dan Wang Zhi Yi adalah penentu. Keduanya belum teruji menjadi penentu sepanjang Piala Uber 2022. Namun, mereka adalah bagian dari tim Uber di edisi sebelumnya di Aarhus, Denmark.
Nasib kedua tim ada di pundak mereka. Sebagai sesama pemain muda, keduanya tidak memiliki pilihan selain memaksimalkan setiap kesempatan untuk meraih poin.
Patut diakui prestasi Wang Zhi Yi lebih baik. Pemain yang kini berada di ranking 15 BWF adalah salah satu pemain masa depan China.
Berusia 22 tahun, Wang Zhi baru saja mengukir sejarah pribadi di Badminton Asia Championship 2022 di Filipina, beberapa pekan lalu. Pemain yang berulangtahun saban 29 April itu mengalahkan bintang Jepang, Akane Yamaguchi, 15--21, 21--13, 21--19, untuk merebut medali emas.
Sementara itu Sim Yu Jin yang setahun lebih kakak belum banyak berprestasi baik secara tim maupun secara individu. Hal ini juga tercermin dari posisinya yang masih berada di luar lingkaran 45 besar dunia.
Walau demikian, Sim, kelahiran 13 Mei 1999 tidak menyerah begitu saja. Ia mampu merebut gim pertama setelah beberapa kali terlibat "deuce". Setelah kehilangan gim kedua, Sim menunjukkan tajinya di set ketiga.
Wang Zhi harus meladeni Sim yang memiliki keunggulan postur tubuh dengan penempatan bola ke sisi lapangan yang sulit dijangkau dan langkah kaki yang panjang sehingga membentuk benteng pertahanan yang sulit ditembus. Wang sampai harus mendapat perawatan pada jarinya setelah berjibaku meladeni Sim.
Baca juga: Piala Uber 2022: Pesona Bilqis Prasista di Mata Sang Bunda...
Zhi tertinggal sangat jauh, 1-11 di interval gim penentuan. Rasa frustrasi mulai menghinggapi Zhi. Ia kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga membuat Sim semakin di atas angin dalam kedudukan 3-13, kemudian terus menjaga jarak hingga menutup pertarungan satu jam dan 28 menit itu dengan skor akhir 28-26, 18-21, dan 21-8.
Kemenangan bersejarah bagi Sim. Membuat skor pertemuan keduanya imbang 1-1. Lebih penting dari itu, Sim mengakhiri penantian lebih dari satu dekade tim putri Korea Selatan untuk kembali merebut mahkota dari sang "ratu" Piala Uber.
Selamat Korea Selatan!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.